Mengenal Hijir Ismail
12/09/2015
Hijir Ismail adalah lokasi sebelah utara Ka'bah yang
dibatasi tembok yang berbentuk setengah lingkaran. Disitulah Nabi Ismail
tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi kuburan beliau dan juga ibunya.
Dalam sejarah, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail telah
membangun Ka’bah secara sempurna termasuk di dalamnya Hijir ini. Kemudian
dinding Ka’bah sempat roboh akibat bekas kebakaran dan banjir yang menerjangnya
sebelum nabi Muhammad saw. diutus.
Kemudian pada tahun 606 M, kaum Quraisy merobohkan sisa
dinding Ka’bah lalu merenovasinya kembali. Akan tetapi, karena kekurangan dana
yang halal untuk menyempurnakan pembangunan sesuai pondasi yang dibangun Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail, akhirnya mereka mengeluarkan bagian bangunan Hijir dan
sebagai gantinya mereka membangun dinding pendek, sebagai tanda bahwa ia
termasuk di dalam Ka’bah.
Hal ini dilakukan karena mereka telah memberikan syarat
pada diri mereka sendiri untuk tidak akan menggunakan dana untuk pembangunan
Ka'bah kecuali dari dana yang halal. Mereka tidak menerima biaya dari hasil
pelacuran, tidak juga jual beli riba dan tidak juga dana dari menzalimi
seseorang.
Dari sini diketahui bahwa sebagian Hijir Ismail adalah termasuk
Ka'bah. Maka, orang yang melakukan tawaf harus mengitari Ka'bah dan Hijir
Ismail. Tidak sah tawaf seseorang kalau ia mengitari Ka'bah dengan melewati
gang antara Hijir Ismail dan Ka'bah.
Kalau seseorang ingin shalat di dalam Ka'bah, cukup
shalat di dalam Hijir Ismail ini. Seperti yang pernah diriwayatkan Siti Aisyah,
"Aku pernah minta kepada Rasulullah agar diberi izin masuk Ka'bah untuk
shalat didalamnya. Lalu, beliau membawa aku ke Hijir Ismail dan bersabda: Shalatlah
di sini kalau ingin shalat di dalam Ka'bah karena Hijir Ismail ini termasuk
bagian Ka'bah."
Shalat di Hijir Ismail adalah sunah yang berdiri
sendiri. Dalam arti tidak ada kaitan dengan tawaf atau umrah atau haji atau
ibadah lainnya. Demikian juga, berdoa di tempat ini memiliki sauatu keutamaan
tersendiri karena Hijir Ismail ini juga termasuk tempat mustajab untuk berdoa,
terutama yang persis di bawah pancuran (mizab).