Biografi dan Perjuangan Sunan Giri
12/06/2016
1. Biografi Sunan Giri
Sunan Giri adalah nama salah seorang Wali Songo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Ia lahir di Blambangan tahun 1442 Masehi. Sunan Giri adalah anak Maulana Ishaq, seorang mubaligh yang datang dari Asia Tengah. Maulana Ishaq diceritakan menikah dengan Dewi Sekardadu, yaitu putri dari penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir kekuasaan Majapahit.
Sunan Giri merupakan anak hasil pernikahan dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh Islam dari Asia Tengah, dengan Dewi Sekardadu, putri Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit. Namun kelahirannya tidak diterima akhirnya dipaksa untuk membuang anaknya, Dewi Sekardadu menghanyutkannya ke laut. Akan tetapi kemudian bayi tersebut ditemukan oleh sekelompok awak kapal (pelaut) dan dibawa ke Gresik. Di Gresik, dia diadopsi oleh seorang saudagar perempuan pemilik kapal, yaitu Nyai Gede Pinatih. Karena ditemukan di laut, dia menamakan bayi tersebut Joko Samudra.
Ketika sudah cukup dewasa, Joko Samudra dibawa ibunya ke Surabaya untuk belajar agama kepada Sunan Ampel. Lalu, anak itu diberi gelar oleh Sunan Ampel dengan sebutan “Maulana Ainul Yaqin” karena kecerdasannya. Tidak berapa lama setelah mengajarnya, Sunan Ampel mengetahui identitas sebenarnya dari murid kesayangannya itu. Kemudian, Sunan Ampel mengirimnya dan Sunan Bonang, untuk mendalami ajaran Islam di Pasai.
Beberapa tahun kemudian Sunan Giri mendirikan sebuah pesantren giri di sebuah perbukitan di desa Sidomukti, Kebomas. Dalam bahasa Jawa, giri berarti gunung. Sejak itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri. Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa, bahkan pengaruhnya sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Pengaruh Giri terus berkembang sampai menjadi kerajaan kecil yang disebut Giri Kedaton, yang menguasai Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi sampai akhirnya ditumbangkan oleh Sultan Agung. Setelah meninggal Sunan Giri kemudian dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.
2. Dakwah Sunan Giri
Selama hidupnya, beliau dikenal sebagai orang yang sangat ahli di bidang agama Islam. Sunan Giri sangat pandai dalam menarik simpati masyarakat Jawa yang ketika itu pada umumnya masih memeluk agama Hindu dan Budha. Dengan cara yang dilakukannya itu, dakwah-dakwahnya banyak diminati masyarakat.
Setelah belajar di Pasai selama 3 tahun, Sunan Giri kembali ke Jawa. Setelah tiba di Gresik Sunan Giri mendirikan pesantren di desa Sidomukti yang kemudian dikenal dengan dengan pesanren Giri. Karena pesantren terletak di dataran tinggi, maka pesantren tersebut diberi nama Pesantren Giri. Karena Giri bermakna sebagai gunung (dataran tinggi). Waktu itu pesantren Giri bisa terkenal sampai ke seluruh nusantara. Sehingga banyak murid-murid baru masuk ke pesantren Giri. Hal ini membuat semakin mudah Sunan Giri untuk berdakwah.
Menurut Babad Tanah Jawa murid-murid Sunan Giri itu justru bertebaran hampir diseluruh penjuru benua besar, seperti Eropa (Rum), Arab, Mesir, Cina dan lain-lain. Semua itu adalah penggambaran nama Sunan Giri sebagai ulama besar yang sangat dihormati orang pada jamannya. Di samping pesantrennya yang besar ia juga membangun masjid sebagai pusat ibadah dan pembentukan iman umatnya. Untuk para santri yang datang dari jauh beliau juga membangun asrama yang luas
Cara dakwah yang dilakukan Sunan Giri dalam menyebarkan ajaran Islam yaitu dengan pendekatan humanis,arif bijaksana, yang terpenting adalah mengedepanka akhlak-akhlak terpuji sehingga agama Islam di Gresik cepat berkembang mudah terima dikalangan masyarakat ketika itu. Sunan Giri dalam berdakwah murni atas dasar Al-qur'an dan Sunnah. Sunan Giri tidak saja dikenal sebagai anggota Walisongo tetapi juga sebagai ahli politik dan tatanegara sehingga keberadaan pun berpengaruh besar dalam politik nusantara
Sunan Guri dikalangan masyarakat Jawa memiliki cara atau metode dakwah yang unik dan menarik dengan kesenian berupa tembang-tembang dolanan atau mainan anak-anak yang bernafaskan Islam seperti jamuran,cublak-cublak suweng,Jithungan dan delikan juga menciptakan tembang jawa bernafaskan Islam.
3. Keteladanan Sunan Giri
Banyak keteladanan yang dapat diambil dari Sunan Giri, dianta keteladanan tersebut yaitu:
1. Tegas
Ketegasan Sunan Giri terlihat ketika beliau menyampaikan dakwah, yaitu harus berdasarkan Al-Qur'an dan Sunah Rasulullah SAW. Beliau tidak mencampurkan antara adat istiadat dengan ajaran Islam.
2. Cerdas
Kecerdasan Sunan Giri terbukti yang terkenal sebagai ahli politik dan tatanegara sehingga keberadaan belaiaumempunyai pengaruh besar dalam politik nusantara.
3. Taat kepada orang tua
Ketaatan Sunan Giri kepada orang tua terbukti ketika ayahnya untuk mendirikan pesantren sesuai dengan tanah yang diberikan kepadanya, serta menaati perintah gurunya, Sunan Ampel.
4. Kreatif
Dalam hal ini Sunan Giri menciptakan mainan anak-anak yang bernafaskan Islam seperti jamuran,cublak-cublak suweng,Jithungan dan delikan.