Kisah Taubatnya Wahsyi, Sang Pembunuh Hamzah
11/02/2015
“Katakanlah Wahai hamba-hamba Ku, yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, sungguh Allah Maha Mengampuni semua dosa, dan sungguh Allah Maha pengampun dan berkasih sayang” (QS Azzumar 53)
Inilah dosanya Wahsyi orang yang telah membunuh pamannya Rasul saw., lalu mengeluarkan jantungnya dari dadanya, jenazah itu dirobek dan dikeluarkan jantungnya, dicungkil ke dua mata, bibir, hidung dan kedua telinganya dan di bawakan untuk tuannya.
Lalu di saat Fathul Makkah, Rasul saw. masuk ke Makkah dengan 100 ribu pasukan. Wahsyi melarikan diri, ia menjauhkan diri sampai ke pantai. Istrinya datang kepada Rasulullah saw.:
“Wahai Rasul, suamiku mempunyai dosa yang sangat besar, kalau ia masuk Islam dan bertaubat, apakah suamiku di ampuni?”
Maka Rasul saw. berkata
“Allah memaafkan semua yang terdahulu jika orang mau bertaubat, masuk Islam Taubat sudah tidak ada lagi dosa”.
Maka Istrinya pun menemui Suaminya di pantai. Berkata Rasul saw.
“Allah akan mengampuni semua yang Lalu kalau kau mau bertaubat dan masuk Islam”
Wahsyi berkata pada Istrinya: “Apakah kamu tahu bahwa Rasulullah saw. mengetahui dirimu itu istri saya?” maka berkata Istrinya, “Tidak ku sampaikan.” “Katakan dulu, mustahil aku diampuni,” sahut Wahsyi.
Maka Istrinya balik lagi kepada Rasulullah saw., “Ya Rasulullah, apakah betul semua dosa akan di ampuni? suamiku ketakutan”
Rasul saw. berkata :
“Sudah kusampaikan beberapa waktu yang lalu, Allah memaafkan apa-apa yang terdahulu”
Maka Istrinya berkata: “Ya Rasulullah, suamiku adalah Wahsyi yang telah membunuh pamanmu, merobek dadanya, mengeluarkan jantungnya, mencungkil kedua matanya, dan memotong bibir, hidung dan kedua telinganya.”
Berubah wajah Rasulullah saw., beliau terdiam dan tidak menjawab, menunduk, Turunlah ayat :
“Katakan Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa, jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, Allah mengampuni semua dosa”
Rasul menyampaikannya kepada para Shahabat dan kepada Istrinya dan Istrinya menyampaikan kepada Suaminya datanglah Wahsyi masuk Islam, Rasul saw. berkata “Kau wahsyi yang telah membunuh pamanku, Hamzah bin Abdul Muthallib?”
“Betul wahai Rasul, aku telah berbuat ini dan itu”
“Kumaafkan kesalahanmu, namun satu hal, jangan perlihatkan wajahmu lagi di hadapanku setelah ini”
“Kenapa wahai Rasulullah, bukankah kau sudah memaafkan aku?,” Tanya Wahsyi.
“Aku sudah memaafkanmu, tapi kalau aku lihat wajahmu aku terbayang wajah Hamzah bin Abdul Muthallib yang rusak, dihancurkan olehmu saat itu, aku teringat wajah Hamzah, makanya jangan muncul di hadapanku lagi.”
Wahsyi kemudian terus kecewa di dalam hatinya sampai munculnya Musailamah Al Kaddzab musuhnya Rasulullah saw.. Ia berkata “Ini tombak yang kugunakan untuk membunuh Hamzah bin Abdul Muthallib, akan kugunakan juga untuk membunuh Musailamah Al Kadzab. Barangkali sedikit bisa menebus dari pada kesalahanku yang lalu.”
Namun kita lihat Sang Maha Lembut Rabbul’alamin berbuat kepada orang yang demikian, Wahsyi, Allah menjawab keputusasaannya dengan kasih sayang Allah yang berkata pada istrinya “Mustahil aku diampuni karena aku sudah berbuat dosa yang sangat besar, membunuh pamannya Rasul saw.” Namun justru Allah memanggilnya untuk kembali kepada cintanya, “Jangan putus asa dari kasih sayang Allah” Kenalilah Tuhanmu yang Maha Lembut dan Maha Berkasih sayang, tiada yang lebih lembut dari Nya, tiada yang lebih santun dari Nya, Dialah Allah, yang telah mengutus hamba yang paling di Cintai Nya, Yang mempunyai sifat yang sangat lemah lembut Sayyidina Muhammad saw., pemimpin kita dan idola kita yang berlemah lembut dan tiada manusia yang lebih lembut dari Muhammad Rasulullah saw..
Sungguh benar firman Allah swt., “Telah datang kepada kalian utusan dari bangsa kalian, berlemah lembut dan sangat peduli atas musibah yang menimpa kalian dan sangat berlemah lembut kepada hamba-hamba Allah yang beriman dialah Sayyidina Muhammad saw..” (QS Attaubah 128)
Disarikan dari pecintahabibana.wordpress.com, edisi 28/1/13