Beginilah Dahsyatnya Neraka Jahannam
11/13/2015
“Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi Neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah SWT). Mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah SWT). Mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah SWT). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raaf: 179)
Neraka Jahannam adalah tempat paling dahsyat dan
mengerikan yang diciptakan secara khusus oleh Allah SWT. Neraka Jahannam
laksana penjara super raksasa bagi orang-orang yang menganggap remeh berita
tentang pengadilan akhirat. Di alam akhirat, tempat itu kelak disediakan bagi
manusia yang durhaka kepada syariat Allah SWT, mengingkari Rasulullah SAW,
senang bermaksiat, gemar melakukan dosa, dan orang yang bersikap sombong.
Mereka mengakui bahwa ketika di dunia tidak mau mendengar dan tidak berpikir.
Padahal, pendengaran dan berpikir ialah landasan ilmu, dan dengan keduanya ilmu
bisa didapatkan.
Para ulama terkemuka mensinyalir, letak tempat yang
menjadi lambang kehinaan dan kerugian terbesar tiada taranya itu berada di
dasar bumi yang ketujuh. Untuk mengetahui luas dan besarnya, berikut ini
keterangan dari sebuah hadis Qudsi. Hadis Qudsi ialah hadis yang disampaikan
Rasulullah SAW, namun materi atau isinya berasal langsung dari Allah SWT.
Neraka Jahannam mempunyai 7 tingkat. Setiap tingkat memiliki 70.000 daerah.
Setiap daerah meliputi 70.000 kampung. Setiap kampung mencakup 70.000 rumah.
Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik
memiliki 70.000 kotak. Setiap kotak meliputi 70.000 batang pokok zarqum. Di
bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap
ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Di bawah
setiap pokok zarqum juga mempunyai 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh
70.000 malaikat.
Luas dan besar Neraka Jahannam juga bisa diukur dari
besarnya tubuh para penghuninya yang seketika berubah drastis. Gigi geraham
penghuninya sebesar Gunung Uhud. Jarak antara kedua pundaknya sama dengan
perjalanan 3 hari. Tempat duduknya sejauh Kota Mekkah dan Madinah. Bahkan,
seandainya seorang penduduk neraka menangis, maka air matanya yang menetes
dapat menjadikan sebuah perahu berlayar di atasnya. Allah SWT pun sudah
menggambarkan keadaannya, sebagaimana tertuang dalam ayat-ayat Al-Quran.
Tujuh Pintu yang Berbeda
Neraka Jahannam memiliki tujuh pintu. Tiap-tiap pintu
telah ditetapkan bagi golongan yang akan memasuki dan menghuninya. Allah SWT
berfirman: “Dan sesungguhnya Neraka Jahannam itu benar-benar tempat yang telah
diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. Jahannam itu
mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang
tertentu dari mereka.” (QS. Al-Hijr: 43-44)
Ketika Malaikat Jibril turun membawa ayat tersebut,
Rasulullah SAW memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka. Malaikat Jibril
menjawab, wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka ada tujuh pintu. Jarak
antara masing-masing pintu sejauh tujuh puluh tahun. Setiap pintu lebih panas
dari pintu yang lain. Semua pintunya berdiri kokoh dan akan selalu tertutup
rapat, sebelum dimasuki oleh para penghuninya. Malaikat Jibril menyebut ketujuh
pintu yang dimaksud.
Pintu pertama bernama Neraka Hawiyah bagi kaum munafik
dan kafir. Pintu kedua dikenal Neraka Jahim bagi kaum musyrik yang menyekutukan
Allah SWT. Pintu ketiga disebut Neraka Saqar untuk kaum Sabian (penyembah api).
Pintu keempat dinamakan Neraka Ladza bagi setan dan para pengikutnya serta penyembah
api. Pintu kelima bernama Neraka Huthamah bagi kaum Yahudi. Pintu keenam
disebut Neraka Sa’ir bagi kaum kafir.
Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang ketujuh,
Malaikat Jibril terdiam. Rasulullah SAW memintanya untuk menjelaskan pintu yang
ketujuh. Malaikat Jibril menjawab, pintu ini untuk umatmu yang angkuh, yang
mati tanpa menyesali dosa-dosanya dan belum mau bertaubat. Namanya pintu Neraka
Jahannam. Rasulullah SAW lalu mengangkat kepalanya. Beliau begitu sedih sampai
jatuh pingsan. Ketika siuman, beliau berkata, wahai Jibril, sesungguhnya
kedatangan engkau telah menyebabkan kesusahanku dua kali lipat. Akankah umatku
masuk neraka? Malaikat Jibril tidak menjawab. Rasulullah SAW kemudian mulai
menangis.
Setelah kejadian itu, Rasulullah SAW tidak mau berbicara
dengan siapapun selama beberapa hari. Rupanya beliau sangat sedih. Ketika
melaksanakan shalat, beliau menangis dengan tangisan yang sangat memilukan.
Karena tangisannya ini, semua sahabat mendadak ikut menangis. Mereka
memberanikan diri bertanya, mengapa engkau begitu berduka, ya Rasulullah?
Namun, Rasulullah SAW tidak menjawabnya, walau sepatah kata pun.
Saat itu, Ali bin Abi Thalib sedang pergi melaksanakan
satu misi. Maka, para sahabat ramai-ramai pergi menghadap Fatimah Az-Zahra,
putri kesayangan Rasulullah SAW. Mereka mendatangi rumahnya. Ketika itu Fatimah
sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat “Padahal kehidupan akhirat itu
lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la:17). Para sahabat pun menceritakan
keadaan ayahnya (Rasulullah SAW). Setelah mendengar semua itu, Fatimah segera
bangkit. Ia lalu mengenakan jubahnya yang memiliki dua belas tambalan yang
dijahit dengan daun pohon korma.
Seorang sahabat Rasulullah SAW bernama Salman Al-Farisi
yang hadir bersama orang-orang ini terusik hatinya setelah melihat jubah
Fatimah. Spontan ia berkata, sungguh kasihan Fatimah. Putri-putri kaisar dan
kisra (penguasa Persia kuno) duduk di atas singgasana emas. Sementara putri
Rasulullah SAW ini tidak mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai. Fatimah mendengar
sendiri ucapan Salman tersebut, namun tidak ditanggapinya dan tidak merasa
tersinggung. Fatimah terus melangkahkan kakinya.
Ketika sampai di hadapan Sang Ayah, Fatimah melihat
keadaannya begitu menyedihkan. Keadaan para sahabatnya juga tidak berbeda.
Fatimah berkata, wahai Ayahanda, Salman Al-Farisi terkejut setelah melihat
jubahku yang sudah penuh dengan robekan.
Aku bersumpah, demi Tuhan yang telah memilihmu menjadi Nabi. Sejak lima
tahun lalu, kami hanya memiliki satu helai pakaian di rumah. Pada waktu siang,
kami memberi makan unta-unta. Pada waktu malam, kami beristirahat. Anak-anak
kami tidur beralaskan kulit dengan daun-daun kering pohon kurma. Rasulullah SAW
kemudian berpaling ke arah Salman dan bertanya, apakah engkau memperhatikan dan
mengambil pelajaran?
Fatimah melihat wajah Sang Ayah menjadi pucat. Pipinya
terlihat cekung. Kedua matanya sembab, akibat tangisan yang tidak terhenti.
Sampai-sampai diketahui, tempat Rasulullah SAW duduk telah menjadi basah dengan
banyaknya air mata yang mengalir. Fatimah berkata kepada Ayahnya, semoga
hidupku menjadi tebusanmu, mengapa Ayahanda menangis?
Rasulullah SAW menjawab, ya Fatimah, mengapa aku tidak boleh menangis? Sesungguhnya Malaikat Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu. Pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu celah api. Pada setiap celah, ada tujuh puluh ribu peti mati dari api. Setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab.
Setelah mendengar semua ini, Fatimah berseru,
sesungguhnya orang yang dimasukkan ke dalam api ini pasti menemui ajal!.
Setelah mengatakan ini, Fatimah pingsan. Ketika sadar, Fatimah berkata, wahai
yang terbaik dari segala makhluk, siapakah yang patut mendapat azab yang
seperti itu? Rasulullah SAW menjawab, umatku yang mengikuti hawa nafsunya dan
tidak memelihara shalat. Azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan
azab-azab yang lainnya.
Begitu mengetahui hal tersebut, setiap sahabat
Rasulullah SAW selalu menangis. Mereka meratap, derita perjalanan alam akhirat
sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit. Sementara sebagian sahabat
lagi menangis seraya berkata lirih, seandainya ibu kami tidak melahirkan kami,
maka kami tidak akan mendengar tentang azab ini. Sahabat bernama Ammar bin
Yasir berkata, andaikan aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (pada
hari kiamat) untuk dihisab.
Sahabat bernama Bilal bin Rabah yang tidak hadir pada
kesempatan itu, hari berikutnya datang kepada Salman Al-Farisi. Ia bertanya
sebab-sebab duka cita itu. Salman menjawab, celakalah engkau dan aku.
Sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai pengganti dari
pakaian katun ini. Kita akan diberi makanan dengan pohon zaqqum (pohon beracun
di neraka). Saat itu, Bilal tak mampu lagi berkata apapun. Ia benar-benar
terdiam. Hanya air matanya yang mengalir di kedua pipinya. Seakan-akan lidahnya
kelu.
Pemandangan Neraka Jahannam
Di dalam Neraka Jahannam terdapat
pemandangan-pemandangan aneh, yang belum pernah terjadi ditempat manapun.
Pertama, sebuah gunung api bernama Shu’uda. Allah SWT memerintahkan orang-orang
kafir untuk mendakinya. Mereka menuruti perintah Allah SWT, tanpa berani
membantah-Nya. Tetapi, setiap kali mereka meletakkan tangannya di atas gunung
itu, maka tangannya langsung meleleh. Ketika diangkat, tangannya kembali utuh
seperti semula. Mereka akan menghabiskan waktu selama 70 tahun untuk
mendakinya. Untuk menuruninya, mereka juga butuh waktu selama 70 tahun.
Kedua, lembah Al-Ghayy di dasar Jahannam yang dialiri
nanah bercampur darah dari para penghuni neraka. Lembah ini disediakan bagi
orang-orang yang meremehkan shalat lima waktu dan mengikuti nafsu syahwatnya.
Ketiga, lembah Atsam yang berisi ular dan kalajengking. Lembah ini
diperuntukkan bagi orang-orang yang berbuat syirik, berzina dan membunuh jiwa
lain tanpa hak. Keempat, lembah Maubiqa yang sepenuhnya berisi nanah. Allah SWT
menyiapkannya untuk orang-orang yang menyembah berhala.
Kelima, sebuah rumah bernama Al-Falaq. Jika pintunya
dibuka, maka seluruh penduduk neraka akan menjerit karena tidak mampu menahan
panasnya. Keenam, penjara Bulas, dimana orang-orang yang menyombongkan diri
akan digiring seperti semut-semut kecil berbentuk manusia. Mereka diselimuti
kobaran api dan terbenam dalam keringat dan nanah yang bercampur darah penduduk
neraka.
Selain pemandangan menjijikan di atas, Neraka Jahannam
memiliki belenggu. Pertama, Al-Aghlal, yaitu belenggu dari besi membara yang
dipasang di leher penduduk neraka. Kedua, Al-Ashfad, yaitu tali api yang sangat
kuat, sehingga membuat seseorang tak berdaya sama sekali. Ketiga, As-Salasil,
yaitu rantai besi yang panjangnya 70 hasta. Sementara cambuk Neraka Jahannam
terbuat dari besi-besi panas.
Seluruh tempat tersebut dijaga oleh para malaikat yang
memiliki karakter keras dan kasar. Mereka tidak bisa diajak kompromi, apalagi
disuap atau diberi uang. Sosok mereka tegak berdiri menjaga api yang terus
menyala-nyala. Perawakannya besar. Ekspresi wajah dan suaranya amat garang.
Mereka sangat patuh kepada Allah SWT, dan tidak mungkin membangkang-Nya.
Surat At-Tahrim ayat 6 sudah mengingatkan: “Wahai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar
lagi keras, yang tidak mendurhakai Allah SWT terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Jumlah malaikat yang ditugaskan oleh Allah SWT untuk
menjaga setiap neraka kurang lebih sebanyak sembilan belas. Surat
Al-Muddatstsir ayat 26 sampai 30 menggambarkannya demikian: “Aku akan
memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu?
Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. Neraka Saqar adalah pembakar
kulit manusia, di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).”
Apakah penduduk Neraka Jahannam tidak makan dan minum?
Ternyata mereka tetap membutuhkan makan dan minum. Hanya saja, Allah SWT menyediakannya
dalam rupa-rupa yang menyeramkan. Pertama, pohon Zaqqum. Mayangnya seperti
kepala setan. Tumbuh di bawah dasar neraka. Setiap orang yang memakannya, maka
ususnya akan terburai. Kedua, pohon Dhari, yaitu pohon duri yang sangat keras.
Ia tidak dapat menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar. Ia justru menyumbat
tenggorokan. Dengan kata lain, ia tidak keluar dan tidak juga masuk ke dalam
perut.
Ketiga, Ghislin, yaitu nanah bercampur darah yang
keluar dari tubuh penduduk neraka. Keempat, Al-Hamim, yaitu air sangat panas
yang akan disuguhkan dengan besi panas yang ujungnya dibengkokkan. Kelima,
Al-Ghassaq, yakni air sangat dingin yang berupa nanah kental. Jika setetesnya
ditumpahkan di Barat bumi, niscaya penduduk sebelah Timur akan mencium baunya
yang sangat busuk.
Keenam, Ash-Shadid, yaitu air nanah bercampur darah.
Ini akan membuat wajah peminumnya hangus. Sekaligus membuat seluruh kulit
kepala dan rambut mereka mengelupas. Meski begitu, para penduduk neraka tetap
memakan dan meminumnya. Sebab, tidak ada pilihan makanan dan minuman lainnya.
Sedang pakaian mereka berupa Qathiran atau tembaga yang dilebur api.
Perhiasannya besi panas yang melengkung. Adapun tikar dan selimutnya berbentuk
potongan-potongan api (Mihad dan Ghawasy). Masing-masing bentuk maupun
ukurannya hanya Allah SWT yang tahu.
Manusia dan batu berhala yang dahulu disembah
orang-orang musyrik menjadi bahan bakar Neraka Jahannam. Satu waktu Rasulullah
SAW pernah ditanya oleh seseorang mengenai kadar hawa dan suhu panasnya.
Rasulullah SAW menjawab, “Api kalian yang ada sekarang ini yang digunakan Bani
Adam untuk membakar hanyalah 1/70 dari api Neraka Jahannam.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, “Api
Neraka Jahannam telah dinyalakan seribu tahun hingga menjadi merah. Kemudian
dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi putih. Kemudian dibakar lagi
selama seribu tahun hingga menjadi legam, seperti malam yang gelap gulita.” (HR
Tirmidzi) Sahabat Umar bin Khaththab mengatakan, seandainya Neraka Jahannam
dibuka seukuran hidung lembu di bumi sebelah Timur, dan ada seseorang di
belahan bumi bagian Barat, pasti otaknya akan meleleh karena tidak mampu menahan
panasnya.
Di antara penyebab hawa dan panas Neraka Jahannam
sedemikian memuncak karena tidak berfungsinya 3 unsur pendingin dari panas bagi
manusia; air, angin dan naungan untuk berteduh. Air di Neraka Jahannam adalah
hamim (air panas yang menggelegak). Anginnya berupa samum (angin yang rasanya
amat panas). Sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan
asap hitam yang juga membawa panas).
Di Neraka Jahannam terdapat pula sumur dan jurang.
Kedalamannya sebagaimana digambarkan Rasulullah SAW. Seorang sahabat bernama
Abu Hurairah bercerita, pada suatu hari kami bersama Rasulullah SAW. Lantas
kami mendengar suara benda jatuh. Rasulullah SAW bertanya, tahukah kalian,
suara apakah itu? Kami menjawab, Allah SWT dan Rasul-Nya lebih mengetahui.
Rasulullah SAW bersabda, itu adalah suara batu yang dikirim dari Neraka
Jahannam sejak 70 tahun yang lalu. Sekarang baru sampai ke dasar neraka.
Beraneka Siksa
Untuk siapakah semua itu diciptakan? Ayat Al-Quran dan
hadis Rasulullah SAW sudah menegaskan, para penduduk neraka kelak terdiri dari
berbagai golongan. Berikut ini di antara daftar calon penghuninya; orang yang
musyrik, kafir, munafik, sombong, pemimpin zalim, koruptor, pezina, homoseks,
peminum khamer (minuman keras), pemakai ganja dan narkotika, pemakan riba,
pemain judi dan pemakan uangnya, serta pemakan harta anak yatim, tanpa alasan
yang benar.
Selain itu, pembunuh orang mukmin tanpa hak, pelaku
bunuh diri, orang yang tidak mau berjihad dan tidak mau membantu kaum muslimin
yang tertindas maupun diperangi. Orang yang meninggalkan shalat wajib, tidak
mau membayar zakat, tidak mau berpuasa wajib, para dayyuts (orang yang
membiarkan perbuatan maksiat terjadi di hadapannya), dan anak yang durhaka
kepada kedua orang tuanya, termasuk penghuni Neraka Jahannam.
Hukuman atau siksaan yang ditimpakan kepada mereka,
tentu masing-masing kadarnya tidaklah sama. Semuanya tergantung dari kesalahan
dan besarnya dosa ketika diperbuat selama hidup, setelah terlebih dahulu
ditimbang pada hari penghitungan (hisab). Namun, menurut Rasulullah SAW,
seringan-ringan siksa adalah seseorang yang memakai terompah (sepasang sandal)
yang talinya terbuat dari bara api neraka, sehingga menyebabkan otaknya
mendidih. Dia mengira tiada seorang pun yang menerima siksaan lebih dahsyat
dari itu. Padahal, dialah orang yang mendapat siksaan paling ringan. (HR.
Bukhari dan Muslim).
Al-Quran mengurai berbagai siksaan berat yang terjadi
di Neraka Jahannam. Beraneka siksaan ini tentu menunjukkan tingkat kesalahan
yang berbeda-beda di antara para penduduk neraka, selain memperlihatkan
kekuasaan Allah SWT. Pertama, kepala mereka akan disiram air panas, sehingga
melelehkan otak mereka. Begitu pula isi perut dan kulit mereka, sebagaimana
disinggung Surat Al-Hajj ayat 19-21:
“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan
kafir) yang bertengkar. Mereka saling
bertengkar mengenai Rabb (Tuhan) mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk
mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke
atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam
perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari
besi.”
Kedua, wajah mereka akan diseret di atas bara api, juga
dibolak-balik seperti daging bakar. Keterangan ini disebutkan jelas oleh Surat
Al-Ahzab ayat 66: “Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan ke dalam
neraka. Mereka berkata, alangkah baiknya andaikata kami taat kepada Allah SWT
dan taat [pula] pada rasul.”
Ketiga, wajah mereka akan dihitamkan seperti tertutup
kepingan malam yang gelap gulita. Surat Yunus ayat 27 menuturkan: “Dan
orang-orang yang mengerjakan kejahatan, (mendapat) balasan yang setimpal dan
mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang perlindungan pun dari
(azab) Allah SWT. Seakan-akan muka mereka ditutup dengan kepingan-kepingan
malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di
dalamnya.”
Keempat, mereka dikepung api dari segala penjuru,
sebagaimana dikemukakan Surat Al-Kahfi ayat 29: “Sesungguhnya telah Kami sediakan
bagi orang-orang yang zalim itu neraka yang gejolak apinya mengepung mereka.
Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air
seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling
buruk, dan tempat istirahat yang paling jelek.” Surat Al-Ankabut ayat 55 dan
Surat Az-Zumar ayat 16 juga menyinggung hal yang tidak berbeda.
Kelima, api membakar hati, sehingga dari hati mereka
keluar api. Isi perutnya akan terburai dan terpencar. Siksaan ini bagi
penyembah berhala. Bagi orang yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari
tempat yang tinggi, ia akan mendapat siksa terjun dari atas neraka. Surat Ali
Imran ayat 193 menegaskan: “Ya Tuhanku, sesungguhnya barang siapa yang Engkau
masukkan ke dalam neraka, maka sesungguhnya telah Engkau hinakan ia. Dan tidak
ada bagi orang-orang zalim seorang penolong pun.”
Perlu diketahui, penduduk neraka selamanya tidak pernah
mati. Siksaan pedihnya pun tidak pernah
berhenti walau sedetik, kecuali ada kebijakan khusus dari Allah SWT. Akibat hukuman yang terus-menerus, wajah
mereka cacat dan terbakar. Setiap kulit mereka matang karena terbakar, maka
Allah SWT akan mengganti kulit yang baru. Begitulah seterusnya. Penduduk neraka
juga akan mengeluarkan bau yang sangat busuk dari sekujur tubuhnya.
Gema Neraka Jahannam
Suara Neraka Jahannam sangat mengerikan dan
menggelegak. Kitab Bidayatul Hidayah menulis, gema nyala apinya dapat didengar
sejauh 500 tahun perjalanan. Siapapun yang mendengarnya akan dibuat merinding,
termasuk para malaikat yang bertugas di dalamnya, meski mereka telah mendapat
perlindungan dari Allah SWT. Tak pelak para penghuninya merintih, menjerit
serta melolong seperti keledai yang meringkik keras.
Para penghuni neraka akan menangis sampai air matanya
habis. Sehingga, yang keluar dari matanya berupa darah, bukan air mata lagi.
Rasulullah SAW bersabda: “Wahai manusia sekalian, menangislah! Jika tidak dapat
menangis, maka paksakan dirimu untuk menangis! Karena sesungguhnya ahli neraka
itu akan terus menangis hingga air matanya mengalir di pipi masing-masing,
seperti air yang mengalir di sungai. Sampai air mata itu habis dan matanya pun
pecah-pecah. Seandainya ada perahu yang diletakkan di situ, niscaya berlayarlah
ia.” (HR Ibnu Majah)
Mereka sangat memohon agar dapat dikeluarkan dari siksa
neraka. Mereka benar-benar sudah tidak tahan. Rasa putus asa, bahkan frustasi
sudah mencapai puncaknya. Mereka berjanji akan beramal shalih, jika
dikembalikan ke alam dunia. Namun, harapan mereka kosong, jelas tak berarti.
Doanya pun sia-sia. Keinginannya sebatas di lidah. Para malaikat penjaga
berkata, sesungguhnya kalian akan tetap berada di neraka ini.
Para penduduk neraka merasa iri dengan apa yang Allah
SWT telah berikan kepada penduduk surga. Penghuni surga mendapatkan bonus besar
berupa makanan, minuman dan fasilitias lainnya yang sangat mewah, nikmat dan
lezat. Semuanya gratis, tidak perlu beli. Para penghuni neraka merengek-rengek.
Mereka berkhayal, sekiranya di antara penduduk surga ada yang mau memberikan
sedikit saja makanan dan minumannya kepada mereka, alangkah senangnya mereka.
Sebetulnya di antara penduduk surga ada yang melihatnya
dan merasa iba, hingga hampir-hampir memberikan barang-barang miliknya. Namun,
Allah SWT segera mengharamkan makanan dan minuman itu bagi penduduk neraka.
Surat Al-A’raf ayat 44 mengabadikan suasana tersebut:
“Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni
neraka (dengan mengatakan): “Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah
memperoleh apa yang Rabb janjikan kepada kami. Maka apakah kamu telah
memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Rabb kamu menjanjikannya
(kepadamu)”. Mereka (penduduk neraka) menjawab: “Betul”. Kemudian seorang
penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: “Kutukan Allah SWT
ditimpakan kepada orang-orang yang zalim”.
Penjelasan tersebut disambung dengan makna Surat
Al-A’raf ayat 50: “Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: “Limpahkanlah
kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah SWT
kepadamu”. Mereka (penghuni surga) menjawab: “Sesungguhnya Allah SWT telah
mengharamkan keduanya di atas orang-orang kafir.” Demikianlah keadaan proses
penyiksaan manusia di Neraka Jahannam yang luar biasa mengerikan. Tidak ada
seorang pun yang bisa membantu maupun menolongnya, kecuali atas izin-Nya.
Air Mata Pemadam Api Neraka
Pada waktunya Allah SWT akan memberikan perintah kepada
para malaikat untuk mengeluarkan para penghuni neraka yang patut mendapat
rahmat-Nya. Mereka adalah orang yang tidak pernah menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun selama hidup di dunia. Mereka mengatakan bahwa tidak ada Tuhan
(yang patut disembah) selain Allah SWT.
Para malaikat segera mengenali mereka melalui tanda
bekas sujud yang ada pada keningnya. Hanya bekas sujudlah bagian tubuh manusia
yang tidak akan hangus dibakar api neraka. Sebab, Allah SWT telah berjanji
mengharamkan api neraka untuk tidak membakar dan menghanguskannya.
Para malaikat segera mengeluarkan mereka dalam keadaan
yang sudah hangus. Tubuh mereka lalu disiram air kehidupan atau air pemulihan.
Akhirnya mereka tumbuh dan pulih kembali seperti sediakala, laksana tumbuhnya
biji-bijian setelah terjadi banjir besar, dimana mereka tumbuh dalam keadaan
masih muda dan besar. Allah SWT selanjutnya memasukan mereka ke surga, setelah
melewati proses pengadilan yang sangat ketat dan menegangkan.
Para nabi dan rasul memang sudah dijamin oleh Allah SWT
langsung masuk surga, tanpa mampir dulu di neraka. Para sahabat nabi, tabi’in,
tabi’it tabi’in, ulama, dan orang shalih, sayangnya belum tentu nasib mereka
sama seperti nabi dan rasul. Apalagi umat Islam secara keseluruhan. Sebab,
semua itu rahasia dan hak mutlak Allah SWT. Tetapi, setiap umat Islam
sebetulnya bisa seperti para nabi dan rasul. Syaratnya cuma satu, yakni
meninggal dunia dalam keadaan tidak punya dosa apapun. Kalau pun hanya membawa
dosa sedikit, maka harus bisa ditutupi dengan amalan pahala yang sangat banyak.
Selain itu, Rasulullah SAW bersabda, tidak akan masuk
neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah SWT, sehingga ada air susu
kembali ke tempat asalnya. Dalam kitab Daqa’iqul Akhbar diceritakan, kelak akan
didatangkan seorang hamba pada hari kiamat. Timbangan kejahatannya sangatlah
berat. Ia telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka. Tiba-tiba salah
satu rambut matanya berkata, “Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad SAW
telah bersabda, siapa yang menangis lantaran takut kepada Allah SWT, maka Allah
SWT mengharamkan matanya itu ke neraka. Sesungguhnya aku menangis karena amat
takut kepada-Mu.”
Allah SWT lantas memutar kembali jejak rekam kehidupan
orang itu. Singkat cerita, akhirnya Allah SWT bersedia mengampuni hamba itu dan
menyelamatkannya dari api neraka berkat sehelai rambut yang pernah menangis
sebab benar-benar takut kepada Allah SWT. Malaikat Jibril kemudian
diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengumumkan bahwa telah selamat dari siksa
neraka seorang Fulan bin Fulan sebab sehelai rambutnya.
Untuk itu, Rasulullah SAW dan para ulama mengajarkan,
sikap atau posisi kita yang terbaik saat ini haruslah berada antara dua
perasaan, yaitu khauf (takut) dan raja’ (harapan). Maksudnya, takut atas
ancaman masuk neraka karena banyak dosa. Sementara harapan akan mendapatkan
ampunan dan kasih sayang Allah SWT. Keseimbangan di antara keduanya akan
melahirkan iman yang kuat dan rasa cinta yang mendalam kepada Allah SWT.
Sebaliknya, jika hanya takut saja, nanti akan
menjadikan kita selalu berputus asa. Bila hanya harapan saja, bisa-bisa kecewa
di akhirat dan di dunia ini tidak pernah takut dosa. Bagaimanapun, geliat
kehidupan kita di dunia ini kelak akan dimintai pertanggung jawabannya oleh
Allah SWT. Mudah-mudahan kisah dan gambaran tersebut membuat kita dan keluarga
sadar serta semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga kelak kita semua
dibebaskan oleh Allah SWT dari azab Neraka Jahannam, amin. Wallahu a’lam bis
showab.
Dikutip dari komunitasamam.wordpress.com, 23/4/09