-->

Abu Ubaidah Ra; Orang Kepercayaan Umat

“Masing-masing umat mempunyai orang kepercayaan dan kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah bin Jarrah,” sabda Rasulullah saw.

Abu Ubaidah termasuk assabiqunal awwalun. Dia masuk Islam sehari setelah Abu Bakar masuk Islam. Abu Bakar membawanya, membawa Abdurrahman bin Auf, Usman bin Mazh’um, dan al-Arqam bin Abu al-Arqam kepada Nabi. Maka mereka semua mengikrarkan kalimat kebenaran di hadapan Nabi. Mereka inilah pilar pertama dimana syiar Islam berdiri tegak di atasnya.

Ujian Keimanan

Dalam perang Badar, Abu Ubaidah menyibak barisan musuh tanpa ada rasa takut mati. Para pemuka Quraisy ketakutan melihatnya, satu per satu mereka menyingkir setiap berpapasan dengannya.

Tetapi ada seorang laki-laki Quraisy yang selalu berusaha menghadang langkah Abu Ubaidah di setiap arah, yang karenanya Abu Ubaidah menyingkir dan menjauhinya agar tidak berhadapan dengannya.

Namun laki-laki ini terus menyerang, sementara Abu Ubaidah terus menghindarinya. Akhirnya, kontak pedang pun terjadi antara keduanya. Maka tersungkurlah laki-laki Quraisy tersebut.

Tahukah pembaca, siapa laki-laki tersebut? Laki-laki tersebut adalah Abdullah bin al-Jarrah, bapak kandungnya sendiri.

Allah swt. berfirman, “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhir, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.” (Q.S. al-Mujadilah: 22)

Kuat Lagi Terpercaya

Muhammad bin Ja’far menyampaikan bahwa delegasi orang-orang Nasrani datang kepada Rasulullah saw.. Mereka berkata, “Wahai Abul Qasim, utuslah seorang laki-laki dari sahabat-sahabatmu yang kamu ridai untuk kami agar dia memutuskan  perkara di antara kami dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan harta yang kami perselisihkan. Kalian wahai muslimin bagi kami adalah orang-orang terpercaya.”

Rasulullah saw. menjawab, “Datanglah kepadaku di siang hari. Aku akan mengutus seorang laki-laki kuat lagi amanah kepada kalian.”

Umar bin Khattab ra. berkata, “Hari itu aku berangkat ke masjid lebih awal. Aku berharap agar mendapatkan tugas dari Rasul dan menjadi orang dengan criteria yang dinyatakan oleh beliau saw..”

Manakala Rasulullah saw. selesai salat Zuhur beliau menengok ke kanan dan ke kiri, aku berusaha untuk mengangkat tubuhku agar beliau melihatku. Beliau terus melihat kesana kemari sehingga beliau melihat Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Maka beliau memanggilnya dan bersabda,

“Pergilah bersama mereka. Jadilah hakim di antara mereka dengan berpijak kepada kebenaran dalam perkara yang mereka perselisihkan.”

Umar bin Khattab berkata, “Ternyata Abu Ubaidah yang mendapatkannya.”

Peristiwa di Perang Uhud

Dalam perang Uhud, manakala kaum muslimin terpukul mundur, penyeru kaum musyrikin berteriak, “Tunjukkan aku kepada Muhammad!.” Pada saat itu, Abu Ubaidah adalah dari orang yang berdiri di sekeliling Rasulullah saw. untuk melindungi beliau denan dada mereka dari serangan tombak-tombak orang musyrikin.

Perang pun usai gigi seri Rasulullah patah dan kening beliau terluka, dua lingkaran besi patah dari baju perang Rasulullah saw. tertancap di pipi beliau. Maka Abu Bakar mendekat kepada beliau hendak mencabutnya, Abu Ubaidah berkata, “Aku bersumpah dengan nama Allah, berikan tugas itu untukku.” Maka ash-Shiddiq pun membiarkannya untuknya.

Abu Ubaidah pun khawatir jika dia mencabutnya dengan tangannya, maka akan menyakiti Rasulullah saw.. Maka, Abu Ubaidah pun menggigitnya dengan gigi depannya, yang menyebabkan dua gigi Abu Ubaidah tanggal.

Karenanya, Abu Bakar ra. berkata, “Abu Ubaidah termasuk orang yang paling tampan dengan dua gigi depannya yang tanggal.”

Orang Kepercayaan Umat

Di hari Saqifah, Umar bin Khattab berkata kepada Abu Ubaidah, “Berikan tanganmu biar aku membaiatmu, karena aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda ‘Sesungguhnya setiap umat mempunyai orang kepercayaan dan engkau adalah orang kepercayaan umat ini.’”

Maka Abu Ubaidah menjawab, “Tidak pantas bagiku mendahului seorang laki-laki yang telah diperintahkan oleh Rasulullah saw. agar menjadi imam kita dalam salat, maka laki-laki itu pula yang menjadi imam bagi kami sampai wafat.”

Kemudian, Abu Bakar ra. pun dibaiat. Abu Ubaidah menjadi sebaik-baik penasehat Abu Bakar dalam kebenaran, penolong paling mulia dalam kebaikan.

Menjelang Kematiannya

Suatu ketika Abu Ubaidah berada di negeri Syam memimpin pasukan kaum muslimin, membawanya dari satu kemenangan kepada kemenangan berikutnya. Akhirnya, seluruh wilayah Syam terbuka hingga menjangkau sungai Eufrat di bagian timur dan Asia kecl di bagian utara.

Dalam keadaan perang sedang berkecamuk, tiba-tiba negeri Syam diserang penyakit tha’un. Penyakit ini pun memangsa satu persatu setiap orang tanpa pandang bulu.

Umar bin Khattab ra. mengkhawatirkan keselamatan Abu Ubaidah, segera mengirim surat agar pergi ke Madinah. Namun Abu Ubaidah menjawabnya, “Wahai Amirul Mukminin, aku tahu hajatmu kepadaku. Aku saat ini berada di tengah-tengah pasukan kaum muslimin. Aku tidak ingin melindungi diriku dari tha’un yang menimpa mereka. Aku tidak ingin berpisah dari mereka sehingga Allah menetapkan keputusanNya pada diriku dan diri mereka. Jika suratku ini telah sampai ke tanganmu maka bebaskanlah aku dari permintaanmu dan izinkan aku untuk tetap tinggal di tengah-tengah pasukanku.”

Manakala Umar bin Khattab ra. membaca surat Abu Ubaidah, dia pun menangis sampai air matanya membasahi janggutnya. Orang-orang di sekitarnya pun berkata, “Wahai Amirul Mukminin, apakah Abu Ubaidah wafat?” Umar berkata, “Belum, tetapi dia sudah dekat kepadanya.”

Dugaan al-Faruq tiak salah. Hal itu karena tidak lama setelah itu, Abu Ubaidah terserang penyakit ini. Akibat penyakit ini pula, Abu Ubaidah pun menghembuskan nafasnya terakhir.

Muadz, seorang yang ditunjuk mewakilinya menjadi imam salat berkata, “Kalian telah kehilangan seorang laki-laki, demi Allah aku tidak mengetahui seorang laki-laki yang paling baik dadanya, paling bersih dari keburukan, paling cinta pada akhirat, dan paling tulus kepada orang banyak umum daripada dia, maka doakanlah semoga Allah merahmatinya, semoga Allah merahmati kalian.”

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel