Mengenal Kekhalifahan Usman bin Affan
9/22/2015
Nasab Usman bin Affan
Usman bin Affan lahir pada
tahun 573 M (tiga tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad saw.) atau satu tahun
dengan kelahiran Abu Bakar. Sebelum Islam, Usman bin Affan dipanggil dengan Abu
Amr. Ayahnya bernama Affan bin Abul Ash bin Umayyah bin Abdu Syam, dari suku
Quraisy. Sedangkan ibunya bernama Arwa.
Usman bin Affan masuk Islam
karena ajakan Abu Bakar, sahabat dekatnya. Nenek moyang Usman bin Affan bersatu
dengan nasab Nabi Muhammad pada generasi ke 5, yaitu Abdu Syams.
Kehidupan Usman bin Affan sebelum Menjadi
Khalifah
Ia mendapat gelar Dzun
Nurain, karena ia telah menikahi dua putri Nabi Muhammad yaitu Ruqayyah dan
Ummi Kulsum. Sifat-sifat Usman bin Affan sejak kecil; sebagai anak yang cerdas,
jujur, baik hati, pemalu, pemurah (dermawan), sederhana dan ahli diplomasi.
Tidak ada dari suku Quraisy
yang lebih dermawan (pemurah) dari pada Usman bin Affan. Bukti kedermawanan
Usman bin Affan:
1.
Menyumbangkan 20.000 dirham ketika Nabi menggali mata air
untuk kepentingan umat Islam.
2.
Membeli sebidang tanah yang akan dibangun masjid oleh Nabi
yaitu masjid Nabawi.
3.
Menyumbangkan 10.000 dinar dan 1.000 ekor unta dan kuda
pada perang tabuk pada tahun 631 M.
Pekerjaan Usman bin Affan
adalah berdagang (saudagar). Setelah masuk Islam Usman bin Affan mendermakan
hartanya untuk kepentingan fi sabilillah. Ia termasuk orang yang ikut
berhijrah ke Habasyah (Etiopia) bersama sahabat lainnya. Usman bin Affan adalah
salah satu menantu Nabi Muhammad, karena putrinya yaitu; Ruqayyah dan Umi
Kulsum menjdi istrnya.
Usman bin Affan merupakan
salah satu delegasi Nabi Muhammad untuk menyelesaikan kesalahpahaman kaum
Quraisy Mekkah terhadap kepergian umat Islam ke Mekkah untuk berhaji pada tahun
6 H/627 M. Dikira umat Islam makan menyerang kafir Quraisy Mekah. Peperangan
dapat dihindarkan dan terjadilah perjanjian Hudaibiyah.
Pada masa Abu Bakar dan
Umar, Usman bin Affan merupakan salah satu penasehat keduanya.
Sepak Terjang Usman bin Affan saat Menjadi
Khalifah
Usman bin Affan diangkat
sebagai khalifah pada (hari Sabtu, 1 Muharram) 23 H / 644 M setelah melalui
musyawarah antara 6 orang perwakilan yang telah ditunjuk oleh Umar bin Khttab,
yang diketuai oleh Abdurrahman bin Auf. Mereka adalah Usman binAffan, Ali bin
Abi Thalib, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrohman bin Auf, dan
Sa’ad bin Abi Waqqas.
Usman bin Affan diangkat
menjadi khalifah pada usia 70 tahun dan memerintah selama 12 tahun yang dibagi
menjadi dua periode, yaitu periode enam tahun pertama dan enam tahun periode
kedua.
Pada periode enam tahun
pertama, pemerintahan Usman bin Affan mencapai keberhasilan dan kejayaan,
sedangkan periode enam tahun kedua mengalami perpecahan, pergolakan dan pemberontakan
dalam negeri.
Jasa-Jasa Usman bin Affan saat Menjadi
Khalifah
1.
Memenuhi pesan Umar bin Khattab untuk tidak mengganti
Gubernur yang ada dalam satu tahun, untuk menghindari keguncangan dan gangguan
keamanan. Usman bin Affan mengukuhkan Amr bin Ash sebagai Gubernur Mesir,
Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai gubernur Syiria (yang meliputi Irak, Azerbaijan
dan Armenia) dan Abu Musa Al Asy’ari sebagai Gubernur Basra (yang meliputi Iran
dan Khurasan).
2.
Memperluas wilayah Islam
a.
Tahun 651 M, Mesir diserbu Bizantium tetapi dapat
dipatahkan Amr bin As.
b.
Tahun 652 M, Abdullah bin Abi Sarah (pengganti gubernur Amr
bin As), merebut kota Tarablis (Tripoli) yang dipimpin oleh Gregorius.
c.
Tahun 653 M (33 H) Muawiyah bin Abi Sufyan menyerang
Bizantium dengan membentuk anggkatan laut. Perang laut pertama kaum muslim ini
dikenal dengan perang Zatu Sawri. Dengan bantuan Abdullah bin Sarah ia dapat
menguasai Amuriyah dan pulau Siprus. Dalam perang ini kaisar Konstantin
terbunuh.
d.
Umair bin Usman menguasai Fergana tahun 649 M (29 H),
Abdullah al Laisi menguasai Kabul, Abdullah at Tamimi menguasai Hindustan,
Sa’id bin As menguasai Jurjan dan Abdullah bin Amir menguasai Kirman dan
Khurasan. Yazdajird (kaisar Persia) terbunuh.
d.
3.
Mengumpulkan dan membukukan al Qur’an dalam sebuah mushaf (
tahun 29 H). Langkah yang dilakukan dalam pembukuan al Qur’an ini adalah :
a.
Meminta kumpulan Al Qur’an pada mas Abu Bakar yang telah
disimpan oleh Hafsah binti Umar.
b.
Membentuk panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit,
dengan anggota Abdullah bin Zubair dan Abdullah bin Haris. Zaid bin Tsabit
adalah sekretaris Nabi yang bertugas menulis wahyu yang diturunkan kepadanya.
c.
Menyalin kembali mushaf pada masa Abu Bakar dengan
berpedoman pada dialek Quraisy. Mushaf ini disebut dengan al Mushaf atau Mushaf
al Imam. Mushaf ini juga dikenal dengan Mushaf Usmani.
d.
Al Mushaf diperbanyak sejumlah empat buah (sehingga menjadi
lima). Yang satu tetap di Madinah (mushaf al Imam), yang empat masing-masing
dikirim ke Mekah, Suriah, Basra dan Kufah. Selain mushaf yang lima dinyatakan
tidak berlaku.
4.
Membangun masjid Nabawi di Madinah.
5.
Membangun gedung pengadilan.
Fitnah-Fitnah pada Masa Usman bin Affan
Pada masa Usman bin Affan
terjadi sebuah peristiwa yang dikenal dengan peristiwa fitnah, yaitu sebuah
peristiwa atau kejadian di luar kendali Usman bin Affan sehingga menjadikan
pemerintahannya pada periode enam tahun ke dua menjadi kacau dan banyak
pemberontakan. Diantara sebab-sebab terjadinya fitnah adalah sebagai berikut:
1.
Usman bin Affan mengangkat pejabat tinggi negara dari
kalangan kerabatnya, Bani Umayah sehingga menjadikan iri kaum muslimin, padahal
Bani Umayah adalah orang yang terakhir menerima Islam.
2.
Walid bin Uqbah (Gubernur Irak-Kufah) menjatuhkan hukuman
mati terhadap tiga pemuda yang membunuh Ibnu Haisuman al Khuza’i pada tahun 30
H. Akibat hukuman ini mengundang kemarahan Bani Azad (keluarga pemuda yang
dihukum).
3.
Hilangnya pengaruh kaum Ansar dan Bani Hasyim dalam
pemerintahan Usman bin Affan.
4.
Pengangkatan Marwan bin Hakam tidak disukai masyarakat,
karena ambisinya Bani Umayah dapat menguasai pemerintahan Islam.
5.
Kesederhanaan, kemurahan hati dan terlalu mempercayai
Marwan bin Hakam, sehingga Usman bin Affan kehilangan kendali dan tidak bisa
bertindak tegas.
6.
Pembuangan Abu Darda’ al Gifari (orang saleh dan membela
kepentingan rakyat kecil, dengan mewajibkan kepada orang kaya menyisihkan
hartanya untuk rakyat kecil/miskin). Tetapi oleh Muawiyah (Gubernur Suriah) itu
dianggapnya menghasut dan melaporkannya kapada Usman bin Affan, sehingga Abu
Darda’ dibuang dan dikucilkan di Rabadah. Akibatnya kaum muslimin marah.
7.
Orang munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba’ (orang
Yahudi dari Yaman) menyebarkan hasudan/fitnah kepada kaum muslimin agar
memberontak kepada khalifah. Akibatnya di Kufah dan Basrah rakyat menentang
Gubernur (Abu Musa bin Abdullah) yang diangkat Usman bin Afan. Pemberontakan
juga terjadi di Mesir dan Madinah
8.
Abdullah bin Saba’ juga mendakwahkan bahwa yang berhak
menjadi khalifah adalah Ali bin Abi Thalib. Ia juga menyatakan bahwa Ali bin Abi
Thalib akan datang sebagai Al-Mahdi (juru selamat).
Wafatnya Usman bin Affan
Usman bin Affan meninggal
pada 17 Juni 656 M / 35 H karena dibunuh oleh pemberontak, dalam usia 82 tahun
dan menjabat sebagai khalifah selama 12 tahun.
Tahun 656 M terjadi
pemberontakan di Mesir yang menuntut Gubernur Mesir (Abdullah bin Abi Sarah)
diganti. Mereka juga menuntut agar Usman bin Affan menyerahkan Marwan bin Hakam
tetapi ditolaknya. Akibat terbunuhnya Usman bin Affan ini, maka timbul hal-hal
sebagai berikut:
1.
Bangkitnya kembali semangat kesukuan Arab.
2.
Kesatuan umat Islam pecah (Bani Umayah dan Bani Hasyim,
kaum Ansor Madinah dan Bani Umayah di Mekah).
3.
Pusat pemerintahan berpindah dari Madinah ke Damaskus, yang
mengakibatkan kaum Ansor kehilangan kedudukan dalam pemerintahan Islam.
4.
Gerakan perluasan wilyah Islam mengalami kemunduran.
5.
Terjadinya perang saudara sesama muslim secara turun
menurun.