Kisah Taubatnya Orang Rafidhi di Hadapan Imam Ja'far ash-Shadiq
11/05/2015
Imam Ja’far Ash-Shadiq. Nasab beliau adalah
Al Imam Al A’zham Abu Musa Ja`far Ash Shadiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali
Zainal Abidin bin Al-Husain bin Ali bin Abu Thalib RA. sebuah silsilah keluarga
dari orang-orang mulia. Tentu sebagai umat nabi Muhammad saw., sudah
sepantasnya kita mencintai beliau.
Suatu ketika ada
seorang syi`ah yang mengklaim keutamaan Ali RA di atas Abu Bakar Ash-Shiddiq RA
di hadapan Imam Ja`far Ash-Shadiq. Maka sang Imam pun memberikan argumentasi
yang mendalam yang untuk memberikan penjelasan atas pendapat teman dialognya itu. Maka tak terelakkan lagi, terjadilah dialog yang panjang antara keduanya. Maka berikut
adalah teks dialog antara Imam Ja’far ash-Shadiq dengan orang syi’ah
sebagaimana tertera dalam sebuah manuskrip di Istambul dan Damaskus:
---
Seorang Rawi
(Narator) menuturkan bahwa ada seorang Syiah (Rafidhi) mendatangi Imam Ja`far
Ash-Shadiq. Ia segera berucap salam,”Assalamu `alaikum Warahmatullahi
wabarakatuh.” Imam Ja`far langsung menjawab salamnya. Lalu ;
1. Orang tadi
bertanya,”Wahai cucu Rasulullah, siapakah manusia terbaik setelah Rasulullah
shalallahu `alaihi wasallam?
Imam Ja`far
Ash-Shadiq langsung menjawab tegas: ”Abu Bakar.”
2. Ia bertanya, ”Mana
hujjah (dalil) dalam hal itu?”
Dia menjawab,”
Firman Allah ta`ala: “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka
sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir
(musyrikin Makkah) mengeluarkannya dari (Makkah) sedang dia salah seorang dari
dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata,”Janganlah kamu
berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan
ketenangan-Nya kepada (Muhammad), dan membantunya dengan tentara yang kamu
tidak melihatnya.” (Surat At-Taubah:40).
Coba pikirkan apa
ada orang yang lebih baik dari dua orang sedang yang ketiganya adalah Allah?!
Tidak ada seorangpun yang lebih afdhal dari Abu Bakar selain Nabi Shalallahu
`alaihi wasallam.
3. Maka Rafidhi
(Syi`ah) berkata : ”Sesungguhnya Ali bin Abu Thalib telah tidur di tikar
Rasulullah (demi menggantikannya) tanpa mengeluh (jaza`,artinya tabah) dan
tidak takut (faza`,artinya tegar).”
Maka Ja`far
Ash-Shadiq berkata,”Dan begitu pula Abu Bakar, dia bersama Rasulullah ,tanpa
jaza` dan faza`.”
4. Orang tadi
menyanggah,”Sesungguhnya Allah ta`ala telah menyatakan berbeda dengan apa yang
anda katakan!”
Ja`far Ash-Shadiq
bertanya kepadanya,”Apa yang di firmankan Allah?”
Dia
menjawab,”Ketika dia berkata kepada temannya,”Janganlah kamu berduka cita (huzn).
Sesungguhnya Allah bersama kita, “Bukankah ketakutan tadi adalah jaza`?”
Ja`far Ash-Shadiq
menjelaskan,”Tidak. Karena huzn (sedih) itu bukan jaza` dan faza`. Sedihnya Abu
Bakar adalah khawatir jika Rasulullah dibunuh dan agama Allah tidak lagi ditaati.
Jadi kesedihannya terhadap agama Allah dan terhadap Rasul Allah bukan sedih
terhadap dirinya. Bagaimana (ia sedih), dia telah disengat (hewan berbisa)
lebih dari seratus sengatan dan tidak pernah mengatakan “HIS!” juga (tidak
pernah) mengatakan “UH!”
5. Orang Syi`ah itu
berkata: Sesungguhnya Allah Ta`ala berfrman, “Sesungguhnya penolong kamu
hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat
dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)” (Surat
Al-Maidah:55).
Ayat ini turun
tentang perihal Ali bin Abu Thalib ketika menshadaqohkan cincinnya ketika dia
ruku`, maka Rasulullah saw bersabda, “Segala puji bagi Allah yang telah
menjadikannya (ayat) di dalam diriku dan ahlul baitku.”
Ja`far Ash-Shadiq
menjelaskan,”Ayat yang sebelumnya lebih agung daripadanya. Allah berfirman,”Hai
orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya,
maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum (bisa kelompok atau orang) yang
Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintainya” (Surat Al-Maidah 54, ayat
sebelumnya). Ternyata perbuatan riddah (murtad, keluar dari islam) terjadi
besar-besaran sepeninggal Rasulullah shalallahu `alaih wasallam..
Lalu orang-orang
kafir itu berkonsentrasi di Nawahand, mereka berkata,”Orang yang selama ini
mereka bela—maksudnya Nabi—-kini telah mati.” Hingga Umar Radhiallahu `anhu
berkata (kepada Abu Bakar yang bertekad memerangi mereka),”Terimalah salat dari
mereka dan dan biarkan (tinggalkan, maafkan) zakat bagi mereka, maka Abu Bakar
berkata ,”Demi Allah seandainya mereka menghalangiku (tidak mau menyerahkan)
zakat yang dulu mereka membayarkannya kepada Rasulullah, pasti aku memerangi
mereka seorang diri.” Maka ayat ini lebih utama untuk Abu Bakar Radhiallahu
`anhu.”
6. Rafidhi tersebut
lalu melanjutkan argumennya, “Sesungguhnya Allah Ta`ala berfirman:”Orang-orang
yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara sembunyi dan
terang-terangan” (Al-Baqoroh:274).
Ayat ini turun
tentang perihal Ali alaihi salam. Dia memiliki empat dinar. Satu dinar dia
nafkahkan di malam hari, satu dinar dia nafkahkan di siang hari, satu dinar
secara sembunyi-sembunyi dan satu dinar dengan terang-terangan. Maka turunlah
ayat ini.”
Ja`far Ash-Shadiq
menjelaskan,”Abu Bakar memiliki yang lebih utama lagi di dalam Al-Qur`an. Allah
berfirman (dalam surat Al-Lail): “Demi malam apabila menutupi -ini adalah
sumpah Allah— Dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan
perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang
memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya
pahala yang terbaik (surga). —Ia adalah Abu Bakar— Maka Kami kelak akan
menyiapkan baginya jalan yang mudah —Ia adalah Abu Bakar— Yang menafkahkan
hartanya (dijalan Allah) untuk membersihkannya —Ia adalah Abu Bakar— Padahal
tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya—ia
adalah Abu Bakar. Mengapa Allah menyebutnya sampai 4 kali? Karena ia telah
menafkahkan untuk (dakwah Rasulullah) sebanyak 40 ribu dinar, sehingga beliau
saw bersuka cita. Kemudian turunlah Jibril alaihi salam memberi kabar
bahwa”Allah yang Maha Tinggi dan Luhur memberi salam untukmu dan Dia berkata
bacakan juga kepada Abu Bakar salam dariku, dan katakan kepadanya: Apakah
engkau rela kepada Allah dalam kefakiranmu ini ataukah tidak suka.
Abu Bakar menjawab,
“Apa mungkin aku marah (tidak suka) kepada Rabb-ku ? Aku ridha kepada Rabbku ,
Aku ridha kepada Rabbku, dan berjanji untuk membuatnya ridha (senang dan
puas).”
7. Rafidhi itu
berkata,”Sesungguhnya Allah berfirman,”Apakah (orang-orang) yang memberi
minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil haram,
kamu samakan dengan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah.”
(At-Taubah: 19) Ayat ini turun tentang perihal Ali.
Maka Ja`far
Ash-Shadiq mengatakan,”Abu Bakar memiliki yang lebih afdhal di dalam Al-Qur`an.
Dia berfirman,”Tidak sama diantara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan
berperang sebelum penaklukan (Makkah), mereka lebih tinggi derajatnya daripada
orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah
menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik”
(Al-Hadid:10). Adalah Abu Bakar orang yang pertama kali menafkahkan hartanya
hartanya untuk Rasulullah, dan orang yang pertama kali berperang dan yang
pertama pula berjihad di jalan Allah.
Lalu saat
orang-orang Musyrik berdatangan memukuli Nabi shalallahu `alaihi wasallam
sampai berdarah. Begitu Abu Bakar mendengar berita itu dia langsung berlari
mendatangi, lalu dia berkata, ”Celaka kalian. Apakah kalian akan membunuh orang
yang mengatakan Rabb-ku adalah Allah, padahal dia telah membawa bukti-bukti
yang jelas dari Tuhan kalian?!”
Maka mereka
meninggalkan Nabi dan berbalik memukuli Abu Bakar hingga tidak jelas lagi
antara hidung dan wajahnya. Dan saat sadar dan bisa membuka matanya di tengah
kerabatnya yang pertama ditanyakan nya : Bagaimanakah kondisi Rasulullah? Maka
dialah orang yang pertama membela Rasulullah, orang yang pertama berjihad di
jalan Allah dan orang yang pertama pula berperang bersama Rasulullah, serta
orang yang pertama juga menafkahkan hartanya. Rasulullah telah bersabda,”Tidak
ada harta yang bermanfaat bagiku seperti manfaatnya harta Abu Bakar.”
8. Rafidhi terus
berkata: “Sesungguhnya Ali tidak pernah menyekutukan Allah walau sekejap mata”
Maka Ja`far
Ash-Shadiq menjawab, ”Sesungguhnya Allah telah memuji Abu Bakar dengan pujian
yang telah mencukupi dari segala-galanya. Allah berfirman: ”Dan orang yang
membawa kebenaran (ia adalah Muhammad) dan yang membenarkannya (Ia adalah Abu
Bakar). Mereka itulah orang-orang yang bertakwa (Az-Zumar :33).
Semua orang berkata
kepada Nabi, “Engkau adalah dusta”, sedangkan Abu Bakar, dan hanya dia yang berkata
, “Apapun yang engkau katakan, engkau benar.” Maka turunlah ayat ini berkenaan
dengannya, ayat tashdiq (pembenaran) secara khusus, maka dalam ayat ini Allah
memberi 7 gelar sekaligus kepada Abu Bakar, yaitu adalah orang yang takwa
(taqiy), bersih (naqiy), yang diridhoi (mardhi), yang ridha (radhiy), yang adil
(`adl), penegak keadilan (mu`addil) dan yang menepati janji (wafiy).
9. Rafidhi itu
kemudian berkata, ”Sesungguhnya mencintai Ali adalah fardhu (kewajiban) menurut
ketetapan Allah : ”Katakanlah, “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas
seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” (Asy-Syura:23).
Ja`far Ash-Shadiq
mengatakan bahwa Abu Bakar pun memiliki seperti itu, Allah berfirman, ”Dan
orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka
berdo`a,`Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah
beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah engkau membiarkan kedengkian
dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya
Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang`(Surat Al-Hasyr:10).
Abu Bakar adalah orang yang lebih dulu membawa iman, maka istighfar untuknya
adalah wajib dan mencintainya adalah fardhu serta membencinya adalah kufur.
10. Rafidhi berkata:
”Sesungguhnya Nabi bersabda “Hasan dan Husain keduanya adalah sayyid (pemuka)
pemuda Ahli surga dan bapak mereka berdua lebih baik dari keduanya.”
Ja`far Ash-Shadiq
berkata kepadanya,”Bagi Abu Bakar disisi Allah ada keutamaan yang melebihi itu,
aku diberitahu oleh bapakku, dari kakekku, dari Ali bin Abu Thalib, dia
berkata: “Saya ada disamping Rasulullah, tidak ada orang lain selain aku.
Tiba-tiba muncullah Abu Bakar dan Umar, maka Nabi bersabda, “Hai Ali! kedua
orang ini adalah sayyid (pemuka) penduduk ahli surga, baik yang tua maupun yang
muda, yang telah lewat dan yang terdahulu dari generasi awal maupun yang
tersisa dan yang tinggal dari generasi belakangan, kecuali para Nabi. Jangan
engkau beritahukan kepada keduanya ya Ali.” Maka aku tidak memberitahukannya
kepada siapapun hingga keduanya telah tiada (Hadist riwayat Abdullah bin Ahmad
dalam al-Musnad; Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq jilid IX hal 307;At-Tirmidzi
jilid IV hal310; Ibnu Majah no94. Diriwayatkan oleh banyak sahabat seperti Ali,
Anas, Abu Juhaifah, Jabir dan Abu Said)
11. Rafidhi berkata,
”Manakah yang lebih utama Fathimah putri Rasulullah ataukah Aisyah binti Abu
Bakar?”
Ja`far Ash-Shadiq
menjawab,”La hawla wala quwwata illa billah.. Dengan menyebut nama Allah yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.. Yaa siin, Demi Al-Qur`an yang penuh
hikmah.. Haa miim, Demi Al-Kitab yang memberi penjelasan (nyata)”
Kemudian Rafidhi
itu berkata lagi, ”Aku bertanya kepadamu, manakah yang lebih baik, Fathimah
putri Rasulullah ataukah Aisyah binti Abu Bakar, mengapa kamu membaca
Al-Qur`an?”
Kemudian Ja`far
melanjutkan, “Aku bersaksi bahwa Aisyah binti Abu Bakar adalah qalb (hati)
Rasulullah, ia akan bersamanya di surga, Sedangkan Fathimah putri Rasulullah
adalah sayyidah (pemuka) wanita ahli surga. Yang mencela istri Rasulullah, mudah-mudahan
dilaknat Allah dan yang membenci putri Rasulullah, mudah-mudahan dihinakan oleh
Allah!”
12. Maka Rafidhi
menjawab, “Aisyah telah memerangi Ali, dan ia adalah istri Rasulullah”
Ja`far Ash-Shadiq
menjelaskan, Benar-benar celaka kamu ini! Allah ta`ala berfirman, “Dan tidak
boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah” (Surat Al-Ahzab:53) Ayat itu membela
dan menyucikan Aisyah!
13. Kemudian Rafidhi
berkata,” Apakah khilafah Abu Bakar, Umar dan Ustman ada dalam Al-Qur`an?”
Ja`far Ash-Shadiq
menjawab, “Ada, bahkan juga sebelumnya di dalam taurat dan Injil. Allah
berfirman :
”Dia lah yang
menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan meninggikan sebagian kamu atas
sebagian (yang lain) beberapa derajat (Al-An-`am:165).
Allah pun
berfirman, ”Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan
apabila dia berdo`a kepada Nya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang
menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. (An Naml:62)
Dan Allah
berfirman, “Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk
mereka”(An-Nur:55)
14. Rafidhi meminta
kejelasan,”Wahai putra Rasulullah, lalu manakah khalifah mereka itu di dalam
Taurat dan Injil?”
Ja`far Ash-Shadiq
menjawab,
“Muhammad adalah
utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya (dia adalah Abu Bakar),”Keras
terhadap orang-orang kafir (Dia adalah Umar),””Berkasih sayang sesama mereka
(Ia adalah Utsman),” Kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah
dan keridhoanNya (ia adalah Ali) “Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka
dari bekas sujud” (ini adalah para sahabat Rasulullah lainnya)” Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil” (Lihat
surat Al-Fath:29)
15. Rafidhi
bertanya,”Apa yang dimaksud dalam Taurat dan Injil?”
Ja`far Ash-Shadiq
menjawab, “Muhammad Rasulullah dan para khulafa sesudahnya Abu Bakar, Umar,
Usman, dan Ali.
Kemudian Ja`far
Ash-Shadiq menepuk dada Rafidhi itu. Dia berkata, ”Allah Ta`ala berfirman,
”Seperti tanaman
yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat (yaitu
masa Abu Bakar)” Lalu menjadi besarlah ia (di masa Umar) ”Dan tegak lurus di
atas pokoknya (di masa Ustman) ”tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
dengan kekuatan orang-orang mukmin” (di masa Ali bin Abu Thalib),
”Allah menjanjikan
kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih diantara mereka
ampunan dan pahala yang besar (inilah para sahabat secara keseluruhan).”
Semoga Allah
meridhoi mereka, sungguh celaka kamu! Aku diberitahu bapakku dari kakekku dari
Ali bin abu Thalib, Rasulullah bersabda,
”Aku adalah orang
yang pertama bangkit dari bumi, dan tidak ada kesombongan. Allah memberi
kemudahan kepadaku dari hal-hal yang belum pernah diberikan kepada seorang Nabi
pun sebelumku.
Kemudian Dia
memanggil, “Dekatkan para khulafa sesudahmu” Maka aku berkata,”Ya Rabb!
Siapakah khulafa itu?” Maka Dia berkata,”Abdullah bin Ustman (yaitu Abu Bakar
Ash Shiddiq)” Maka orang yang pertama keluar dari tanah setelahku adalah Abu
Bakar. Dia kemudian didirikan di hadapan Allah Ta`ala untuk dihisab dengan
hisab yang ringan sekali (hisaban yasiiro), kemudian dia diberi pakaian stelan
berwarna hijau, kemudian didirikan didepan ‘Arsy. Kemudian ada panggilan,”Mana
Ibnu Al-Khathtab?” Datanglah Umar dengan urat–urat leher masih mengalirkan
darah. Dia bertanya, “Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?” Umar
menjawab,”Budak Mughirah bin Syu`bah.” Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu
dihisab dengan hisab sangat ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu
didirikan dedepan ‘Arsy. Kemudian didatangkan Ustman bin `Affan dengan
urat-urat leher yang mengucurkan darah. Dia ditanya, “Siapa yang telah berbuat
seperti ini kepadamu?” Maka dia menjawab,”Fulan bin fulan” Dia lalu didirikan
di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab sangat ringan dan diberi pakaian
stelan warna hijau lalu didirikan di depan ‘Arsy. Kemudian didatangkan Ali bin
Abu Thalib dengan urat-urat leher yang mengucurkan darah. Dia ditanya, “Siapa
yang telah berbuat seperti ini kepadamu?” Maka dia menjawab Abdurrahman Ibnu
Muljam” Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab sangat
ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu didirikan dedepan ‘Arsy.”
16. Rafidhi tadi
sekali lagi bertanya,”Apakah ini semua ada didalam Al-Qur`an, wahai putra
Rasulullah?”
Ja`far Ash-Shadiq
menegaskan, “Ada! Allah berfirman,” Dan didatangkan para Nabi dan
syahid-syahid” (Abubakar, Umar, Ustman, dan Ali) “Dan diberi keputusan diantara
mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan (Surat Az-Zumar:69).
17. Rafidhi tadi
bertanya,”Wahai putera Rasulullah, apakah Allah masih mau menerima taubat saya
dari dosa-dosa saya yang telah memisahkan antara Abu Bakar, Umar, Ustman, dan
Ali?”
Ja`far Ash-Shadiq
menjawab,” Tentu, pintu taubat selalu terbuka, maka perbanyaklah ishtigfar
untuk mereka. Adapun jika sekiranya kamu mati dalam keadaan menyalahi mereka,
maka kamu pasti mati diatas dasar selain fitrah Islam, dan amal-amalan orang
kafir akan sirna tak tersisa.”
Akhirnya orang tadi
bertaubat, meninggalkan ucapan buruknya dengan taubat nashuha.
---
Teks perdebatan di atas diabadikan dalam
dua manuskrip yang sangat langka dan berharga. Satu manuskrip ada dalam
Perpustakaan Syahid `Ali Basha di Istanbul, yang bernomor 2764. Fakta sejarah
ini dituangkan dalam sepuluh halaman. Manuskrip kedua ada dalam Perpustakaan
Zhahiriyah, Damaskus dalam kumpulan bernomor 111, sebanyak sembilan lembar.
Kedua manuskrip
tersebut berstatus standar, handal dan dikuatkan dengan sanad-sanad (silsilah
yang meriwayatkan) dan banyaknya sama`at (riwayat yang dalam bentuk
pendengaran).
Teks perdebatan ini
belum pernah dicetak sebelumnya, hingga Syaikh Ali Abdul Aziz Ali Syibl
mengeditnya berdasarkan dua manuskrip tadi dengan meneliti masalah-masalah yang
menjadi bahan perdebatan. Cetakan pertama keluar pada tahun 1417 H dengan judul
“Perdebatan Ja`far Ash-Shadiq dengan Seorang Rafidhi tentang Pengutamaan antara
Abu Bakar dengan Ali Radhiallahu `anhuma”.
Diolah dari tulisan Habib Nabiel al-Musawwa dalam
al-intima.com, edisi 13/7/15