Kisah Nabi Yusuf Alahissalam; Lengkap (1)
11/17/2015
Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh daripada dua belas
putera-puteri Nabi Ya'qub. Ia dengan adiknya yang bernama Benyamin adalah
beribukan Rahil, saudara sepupu Nabi Ya'qub. Ia dikurniakan Allah rupa yang
bagus, paras tampan dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap wanita
dan kenangan gadis-gadis remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya,
lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain,
terutamanya setelah ditinggalkan iaitu wafatnya ibu kandungnya Rahil semasa ia
masih berusia dua belas tahun.
Perlakuan yang diskriminatif dari Nabi Ya'qub terhadap
anak-anaknya telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki di antara
saudara-saudara Yusuf yang lain, yang merasakan bahawa mereka dianak-tirikan
oleh ayahnya yang tidak adil sesama anak, memanjakan Yusuf lebih daripada yang
lain.
Rasa jengkel mereka terhadap kepada ayahnya dan
iri-hati terhadap Yusuf membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara
Yusuf, persatuan dan rasa persaudaraan yang akrab di antara mereka.
Saudara-saudara Yusuf mengadakan pertemuan Rahasia
Dalam pertemuan rahsia yang mrk adakan untuk
merundingkan nasib yang mrk alami dan mengatur aksi yang harus mrk lakukan bagi
menyedarkan ayahnya, menuntut perlakuan yang adil dan saksama, berkata salah
seorang drp mrk:" Tidakkah kamu merasakan bahawa perlakuan terhadap kita
sebagai anak-anaknya tidak adil dan berat sebelah? Ia memanjakan Yusuf dan
menyintai serta menyayangi lebih daripada kita, seolah-olah Yusuf dan Benyamin
sahajalah anak-anak kandungnya dan kita anak-anak tirinya , padahal kita adalah
lebih tua dan lebih cekap daripada mereka berdua serta kitalah yang selalu
mendampingi ayah,mengurus segala keperluannya dan keperluan rumahtanggannya.
Kita merasa hairan mengapa hanya Yusuf dan Benyamin sahaja yang menjadi
keistimewaan disisi ayah. Apakah ibunya lebih dekat kepada hati ayah berbanding
dengan ibu kita? Jika memang itu alasannya ,maka apakah salah kita? Bahwa kita
lahir daripada ibu yang mendapat tempat kedua di hati ayah ataukah paras Yusuf
yang lebih tampan dan lebih cekap drp paras dan wajah kita yang memang sudah
demikian diciptakan oleh Tuhan dan sesekali bukan kehendak atau hasil usaha
kita? Kita amat sesalkan atas perlakuan dan tindakan ayah yang sesal dan keliru
ini serta harus melakukan sesuatu untuk mengakhiri keadaan yang pincang serta
menjengkelkan hati kami semua."
Seorang saudara lain berkata menyambung:" Soal
cinta atau benci simpati atau antipati adalah soal hati yang tumbuh laksana
jari-jari kita, tidak dapat ditanyakan mengapa yang satu lebih rebdah dari yang
lain dan mengapa ibu jari lebih besar dari jari kelingking. Yang kita sesalkan
ialah bahwa ayah kita tidak dpt mengawal rasa cintanya yang berlebih-lebihan
kepada Yusuf dan Benyamin sehingga menyebabkannya berlaku tidak adil terhadap
kami semua selaku sesama anak kandungnya. Keadaan yang pincang dalam hubungan
kita dengan ayah tidak akan hilang, jika penyebab utamanya tidak kita
hilangkan. Dan sebagaimana kamu ketahui bahwa penyebab utamanya dari keadaan yang
menjengkel hati ini ialah adanya Yusuf di tengah-tengah kita. Dia adalah
penghalang bagi kita untuk dpt menerobos ke dalam lubuk hati ayah kita dan dia
merupakan dinding tebal yang memisahkan kita dari ayah kita yang sangat kita
cintai. Maka jalan satu-satunya untuk mengakhiri kerisauan kita ini ialah
dengan melenyapkannya dari tengah-tengah kita dan melemparkannya jauh-jauh dari
pergaulan ayah dan keluarga kita. Kita harus membunuh dengan tangan kita
sendiri atau mengasingkannya di suatu tempat di mana terdpt binatang-binatang
buas yang akan melahapnya sebagai mangsa yang empuk dan lazat. Dan kita tidak
perlu meragukan lagi bahwa bila Yusuf sudah lenyap dari mata dan pergaulan ayah
, ia akan kembali menyintai dan menyayangi kita sebagai anak-anaknya yang patut
mendapat perlakuan adil dan saksama dari ayah dan suasana rumahtangga akan
kembali menjadi rukun, tenang dan damai, tiada sesuatu yang merisaukan hati dan
menyesakkan dada."
Berkata Yahudza, putera keempat dari Nabi Ya'qub dan
yang paling cekap dan bijaksana di antara sesama saudaranya:" Kita
semuanya adalah putera-putera Ya'qub pesuruh Allah dan anak dari Nabi Ibrahim,
pesuruh dan kekasih Allah. Kami semua adalah orang-orang yang beragama dan
berakal waras. Membunuh adalah sesuatu perbuatan yang dilarang oleh agama dan
tidak diterima oleh akal yang sihat, apa lagi yang kami bunuh itu atau serahkan
jiwanya kepada binatang buas itu adalah saudara kita sendiri , sekandung, sedarah
, sedaging yang tidak berdosa dan tidak pula pernah melakukan hal-hal yang
menyakitkan hati atau menyentuh perasaan. Dan bahwa ia lebih dicntai dan
disayangi oleh ayah, itu adalah suatu yang berada di luar kekuasaannya dan
sesekali tidak dpt ditimpakan dosanya kepadanya. Maka menurut fikiran saya kata
Yahudza melanjutkan bahasnya ialah dengan jalan yang terbaik untuk melenyapkan
Yusuf ialah melemparkannya ke dalam sebuah perigi yang kering yang terletak di
sebuah persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dan para musafir berhenti
beristirehat memberi makan dan minum kepada binatang-binatang kenderaannya.
Dengan cara demikian terdpt kemungkinan bahwa salah seorang daripada musafir
itu menemukan Yusuf, mengangkatnya dari dalam perigi dan membawanya jauh-jauh
sebagai anak pungut atau sebagai hamba sahaya yang akan diperjual-belikan
.Dengan cara aku kemukakan ini ,kami telah dapat mencapai tujuan kami tanpa
melakukan pembunuhan dan merenggut nyawa adik kami yang tidak berdosa."
Fikiran dan cadangan yang dikemuka oleh Yahudza itu
mendapat sambutan baik dan disetujui bulat oleh saudara-saudaranya yang lain
dan akan melaksanakannya pada waktu dan kesempatan yang tepat. Pertemuan secara
rahsia itu bersurai dengan janji dari masing-masing saudara hadir, akan menutup
mulut dan merahsiakan rancangan jahat ini seketat-ketatnya agar tidak bocor dan
tidak didengar oleh ayah mereka sebelum pelaksanaannya.
Nabi Yusuf bermimpi
Pada malam di mana para saudaranya mengadakan pertemuan
sulit yang mana untuk merancangkan muslihat dan rancangan jahat terhadap diri
adiknya yang ketika itu Nabi Yusuf sedang tidur nyenyak , mengawang di alam
mimpi yang sedap dan mengasyikkan ,tidak mengetahui apa yang oleh takdir di
rencanakan atas dirinya dan tidak terbayang olehnya bahwa penderitaan yang akan
dialaminya adalah akibat dari perbuatan saudara-saudara kandungnya sendiri,
yang diilhamkan oleh sifat-sifat cemburu, iri hati dan dengki.
Pd mlm yang nahas itu Nabi Yusuf melihat dalam mimpinya
seakan-akan sebelas bintang, matahari dan bulan yang berada di langit turun dan
sujud di depannya. Terburu-buru setelah bangun dari tidurnya, ia datang
menghampiri ayahnya , menceritakan kepadanya apa yang ia lihat dan alami dalam
mimpi.
Tanda gembira segera tampak pada wajah Ya'qub yang
berseri-seri ketika mendengar cerita mimpi Yusuf, puteranya. Ia berkata kepada
puteranya:" Wahai anakku! Mimpimu adalah mimpi yang berisi dan bukan mimpi
yang kosong. Mimpimu memberikan tanda yang membenarkan firasatku pada dirimu,
bahwa engkau dikurniakan oleh Allah kemuliaan ,ilmu dan kenikmatan hidup yang
mewah.Mimpimu adalah suatu berita gembira dari Allah kepadamu bahwa hari
depanmu adalah hari depan yang cerah penuh kebahagiaan, kebesaran dan
kenikmatan yang berlimpah-limpah.Akan tetapi engkau harus berhati-hati, wahai
anakku ,janganlah engkau ceritakan mimpimu itu kepada saudaramu yang aku tahu
mereka tidak menaruh cinta kasih kepadamu, bahkan mereka mengiri kepadamu
karena kedudukkan yang aku berikan kepadamu dan kepada adikmu Benyamin. Mrk
selalu berbisik-bisik jika membicarakan halmu dan selalu menyindir-nyindir
dalam percakapan mrk tentang kamu berdua. Aku khuatir, kalau engkau ceritakan
kepada mrk kisah mimpimu akan makin meluaplah rasa dengki dan iri-hati mereka
terhadapmu dan bahkan tidak mungkin bahwa mereka akan merancang perbuatan jahat
terhadapmu yang akan membinasakan engkau. Dan dalam keadaan demikian syaitan
tidak akan tinggal diam, tetapi akan makin mambakar semangat jahat mereka dan
mengorbankan rasa dengki dan iri hati yang bersemayam dalam dada mrk. Maka
berhati-hatilah, hai anakku, jangan sampai cerita mimpimu ini bocor dan
didengar oleh mereka."
Isi cerita tersebut di atas terdapat dalam Al_Quran
,dalam surah "Yusuf" ayat 4 sehingga ayat 10 yang berbunyi sebagai
berikut:
Maksudnya:" {Ingatlah} ketika Yusuf berkata kepada
ayahnya : "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah
bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku". 5. Ayahnya
berkata: "Hai anakku ,jgnlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudar-saudaramu,
maka mrk membuat muslihat {utk membinasakanmu} .Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagi manusia." 6. Dan demikianlah Tuhanmu memilih kamu
{utk menjadi Nabi} dan diajarkannya kepada kamu sebahagian dari takdir
mimpi-mimpi dan disempurnakannya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub
sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmatnya kepada dua orang bapamu sebelum
itu, {iaitu} Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. 7. Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada
{kisah} Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang yang bertanya. 8. {Iaitu}
ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya
{Benyamin} lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita
{ini} adalah satu golongan {yang kuat} .Sesungguhnya ayah kita adalah dalam
kekeliruan yang nyata." 9. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu
daerah {yang tidak dikenal} supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja dan
sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik." 10. Seorang
daripada mrk berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah ia
ke dalam perigi, supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir jika kamu
hendak berbuat." { Yusuf :4 ~ 10 }
Yusuf dimasukan kedalam perigi
Pada esok harinya setelah semalam suntuk saudara
kandung Yusuf bertemu berundingkan siasat dan merancangkan penyingkiran adiknya
yang merupakan saingan yang berat dalam merebut hati si ayah, datanglah mereka
menghadapi Nabi Ya'qub ayahnya meminta izin membawa Yusuf berekreasi bersama
mereka di luar kota. Berkata juru cakap mrk kepada si ayah: " Wahai ayah
yang kami cintai! Kami berhajat berekreasi dan berkelah di luar kota
beramai-ramai dan ingin sekali bahawa adik kami Yusuf turut serta dan tidak
ketinggalan, menikmati udara yang cerah di bawah langit biru yang bersih. Kami
akan bawa bekal makanan dan minuman yang cukup untuk santapan kami selama
sehari berada di luar kota untuk bersuka ria dan bersenang-senang ,menghibur
hati yang lara dan melapangkan dada yang sesak, seraya mempertebal rasa
persaudaraan dan semangat kerukunan di antara sesama saudara."
Berkata Ya'qub kepada putera-puteranya: "
Sesungguhnya akan sangat merungsingkan fikiranku bila Yusuf berada jauh dari
jangkauan mataku ,apalagi akan turut serta bersamamu keluar kota ,di lapangan
terbuka, yang menurut pendengaranku banyak binatang buas seperti serigala yang
banyak berkeliaran di sana .Aku khuatir bahwa kamu akan lengah menjaganya
,karena kesibukan kamu bermain-main sendiri sehinggakan menjadikannya mangsa bagi
binatang-binatang buas itu. Alangkah sedihnya aku bila hal itu terjadi. Kamu
mengetahui betapa sayangnya aku kepada Yusuf yang telah ditingglkan oleh
ibunya."
Putera-puteranya menjawab:" Wahai ayah kami!
Maskan masuk di akal, bahwa Yusuf akan diterkam oleh serigala atau lain
binatang buas di depan mata kami sekumpulan ini? Padahal tidak ada di antara
kami yang bertubuh lemah atau berhati penakut. Kami sanggup menolak segala
gangguan atau serangan dari mana pun datangnya, apakah itu binatang buas atau
makhluk lain. Kami cukup kuat serta berani dan kami menjaga Yusuf
sebaik-baiknya, tidak akan melepaskannya dari pandangan kami walau sekejap pun.
Kami akan mempertaruhkan jiwa raga kami semua untuk keselamatannya dan di
manakah kami akan menaruh wajah kami bila hal-hal yang mengecewakan ayah
mengenai diri Yusuf."
Akhirnya Nabi yusuf tidak ada alasan untuk menolak
permintaan anak-anaknya membawa Yusuf berekreasi melepaskan Yusuf di tangan
saudara-saudaranya yang diketahui mrk tidak menyukainya dan tidak menaruh kasih
sayang kepadanya. Ia berkat kepada anak anaknya:" Baiklah jika kamu memang
sanggup bertanggungjawab atas keamanan dan keselamtannya sesuai dengan
kata-kata kamu ucapkan itu, maka aku izinkan Yusuf menyertaimu, semoga Allah
melindunginya bersama kamu sekalian."
Pada esok harinya berangkatlah rombongan putera-putera
Ya'qub kecuali Benyamin, menuju ke tempat rekreasi atau yang sebenarnya menuju
tempat di mana menurut rancangan, Yusuf akan ditinggalkan. Setiba mrk disekitar
telaga yang menjadi tujuan , Yusuf segera ditanggalkan pakaiannya dan
dicampakkannya di dalam telaga itu tanpa menghiraukan jeritan tangisnya yang
sedikit pun tidak mengubah hati abang-abangnya yang sudah kehilangan rasa cinta
kepada adik yang tidak berdosa itu. Hati mereka menjadi lega dan dada mrk
menjadi lapang karena rancangan busuknya telah berhasil dilaksanakan dan dengan
demikian akan terbukalah Hati Ya'qub seluas-luasnya bagi mrk, dan kalaupun
tindakan mrk itu akan menyedihkan ayahnya ,maka lama-kelamaan akan hilanglah
kesedihan itu bila mrk pandai menghiburnya untuk melupakan dan melenyapkan
bayangan Ysuf dari ingatan ayahnya.
Pada petang hari pulanglah mrk kembali ke rumah tanpa
Yusuf yang di tinggalkan seorang diri di dasar tegala yang gelap itu, dengan
membawa serta pakaiannya setelah disirami darah seorang kelinci yang sengaja
dipotong untuk keperluan itu , mrk mengadap Nabi Ya'qub seraya menangis
mencucurkan airmata dan bersandiwara seakan-akan dan susah hati berkatalah mrk
kepada ayahnya:" Wahai ayah! Alangkah sial dan nahasnya hari ini bagi kami
,bahwa kekhuatiran yang ayah kemukakan kepada kami tentang Yusuf kepada kami
telah pun terjadi dan menjadi kenyataan bahwa firasat ayah yang tajam itu tidak
meleset. Yusuf telah diterkam oleh seekor serigala dikala kami bermain lumba
lari dan meninggalkan Yusuf seorang diri menjaga pakaian. Kami cukup hati-hati
menjaga adik kami sesuai dengan pesanan ayah, namun karena menurut pengamatan
kami pada saat itu, tidak ada tanda-tanda atau jejak binatang-binatang buas
disekitar tempat kami bermain, kami sesekali tidak melihat adanya bahaya dengan
meninggalkan Yusuf sendirian menjaga pakaian kami yang tidak dari tempat kami
bermain bahkan masih terjangkau oleh pandangan mata kami. Akan tetapi serigala
yang rupanya sudah mengintai adik kami Yusuf itu, bertindak begitu cepat
menggunakan kesempatan lengahnya kami, waktu bermain sehingga tidak keburu kami
menolong menyelamatkan jiwa adik kami yang sangat kami sayangi dan cintai itu.
Oh ayah! Kami sangat sesalkan diri kami yang telah gagal menempati janji dan
kesanggupan kami kepada ayah ketika kami minta izin mambawa Yusuf, namun apa
yang hendak dikatakan bila takdir memang menghendaki yang demikian. Inilah
pakaian Yusuf yang berlumuran dengan darah sebagai bukti kebenaran kami ini,
walau pun kami merasakan bahawa ayah tidak akan mempercayai kami sekalipun kami
berkata yang benar."
Nabi Ya'qub yang sudah memperolehi firasat tentang apa
yang akan terjadi keatas diri Yusuf putera kesayangannya dan mengetahui
bagaimana sikap abang-abangnya terhadap Yusuf adiknya, tidak dapat berbuat
apa-apa selain berpasrah kepada takdir Illahi dan seraya menekan rasa sedih,
cemas dan marah yang sedang bergelora di dalam dadanya, berkatalah beliau
kepada putera-puteranya:" Kamu telah memperturutkan hawa nafsumu dan
mengikut apa yang dirancangkan oleh syaitan kepadamu. Kamu telah melakukan
suatu perbuatan yang akan kamu akan rasa sendiri akibatnya kelak jika sudah
terbuka tabir asapnya yang patut dimintai pertolong-Nya dalam segala hal dan
peristiwa.
Isi cerita ini telah dapat dibacakan didalam Al-Quran
pada surah "Yusuf" ayat 11 sehingga 18 sebagai berikut:
" 11. Mereka berkata : "Wahai ayah kami! apa
sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf ,padahal sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya." 12. Biarkan lah ia
pergi bersama kami besok, agak dia {dapat} bersenang-senang dan {dapat}
bermain-main dan sesungguhnya kami pasti menjaganya." 13. Berkata
Ya'qub:" Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkan dan
aku khuatir kalau-kalau dia dimakan serigala sedang kamu lengah
daripadanya." 14. Mereka berkata: " Jika ia benar-benar dimakan
serigala, sedang kami adalah golongan {yang kuat} ,sesungguhnya kami kalau
demikian adalah orang-orang yang rugi." 15. Maka tatkala mereka membawanya
dan sepakat memasukkannya ke dalam telaga {lalu mereka masukkan dia} dan {di waktu
dia sudah dalam telaga }Kami wahyukan kepada {Yusuf}:" Sesungguhnya kamu
akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak ingat
lagi. 16. Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di petang hari sambil
menangis. 17. Mereka berkata: "Wahai ayah kami! Sesungguhnya kami pergi
berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf dekat barang-barang kami, lalu dia
dimakan serigala dan kamu sesekali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun
kami adalah orang-orang yang benar." 18. Mereka datang membawa baju
kemejanya {yang berlumuran} dengan darah palsu. Ya'qub berkata:"
Sebenarnya diri kamu sendirilah yang memandang baik perbuatan {yang buruk} itu
maka kesabaran yang baik itulah {kesabaran}. Dan Allah sajalah yang dimohon
perlindungannya terhadap apa yang kamu ceritakan."
Yusuf dijual sebagai budak
Yusuf sedang berada di dalam sumur itu seorang diri,
diliputi oleh kegelapan dan kesunyian yang mencekam. Ia melihat ke atas dan ke
bawah ke kanan dan ke kiri memikirkan bagaimana ia dapat mengangkatkan dirinya
dari perigi itu , namun ia tidap melihat sesuatu yang dpt menolongnya. IA hanya
dapat melihat bayangan tubuhnya dalam air yang cetek di bawah kakinya. Sungguh
suatu ujian yang amat berat bagi seorang semuda Yusuf yang masih belum banyak
pengalaman nya dalam penghidupan, bah baru pertama kali ia berpisah dari
ayahnya yang sangat menyayangi dan memanjakannya. Lebih-lebih terasa beratnya
uijian itu ialah karena yang melemparkannya ke dasar telaga itu adalah
abang-abangnya sendiri, putera-putera ayahnya.
Yusuf di samping memikirkan nasibnya yang sedang
dialami, serta bagaimana ia menyelamatkan dirinya dari bahaya kelaparan
sekiranya ia lama tidak tertolong, ia selalu mengenangkan ayahnya ketika
melihat abang-abangnya kembali pulang ke rumah tanpa dirinya bersama mrk.
Tiga hari berselang, sejak Yusuf dilemparkan ke dalam
perigi, dan belum nampak tanda-tanda yang memberi harapan baginya dapat keluar
dari kurungannya, sedangkan bahaya kelaparan sudah mulai membayangi dan sudah
nyaris berputus asa ketika sekonyong-konyong terdengar olehnya suara
sayup-sayup, suara aneh yang belum pernah didengarnya sejak ia dilemparkan ke
dalam telaga itu. Makin lama makin jelaslah suara-suara itu yang akhirnya
terdengar seakan anjing menggonggong suara orang-orang bercakap dan tertawa
terbahak-bahak dan suara jejak kaki manusia dan binatang sekitar telaga itu.
Ternyata apa yang terdengar oleh Yusuf, ialah
suara-suara yang timbul oleh sebuah kafilah yang sedang berhenti di sekitar
perigi, di mana ia terkurung untuk beristirehat sambil mencari air untuk
diminum bagi mrk dan binatang-binatang mrk. alangkah genbiranya Yusuf ketika
keetika ia sedang memasang telinganya dan menengar suara ketua kafilah
memerintahkan orangnya melepaskan gayung mengambil air dari telaga itu. Sejurus
kemudian dilihat oleh Yusuf Sebuah gayung turun ke bawah dan begitu terjangkau
oleh tangannya dipeganglah kuat-kuat gayung itu yang kemudian ditarik ke atas
oleh sang musafir seraya berteriak mengeluh karena beratnya gayung yang ditarik
itu.
Para musafir yang berada di kafilah itu terperanjat dan
takjub ketika melihat bahawa yang memberatkan gayung itu bukannya air, tetapi
manusia hidup berparas tampan, bertubuh tegak dan berkulit putih bersih. Mereka
berunding apa yang akan diperbuat dengan hamba Allah yang telah diketemukan di
dalam dasar perigi itu, dilepaskannya di tempat yang sunyi itu atau
dikembalikan kepada keluarganya. Akhirnya bersepakatlah mrk untuk dibawa ke
Mesir dan dijual di sana sebagai hamba sahaya dengan harga, yang menurut
tafsiran mrk akan mencapai harga yang tinggi, karena tubuhnya yang baik dan
parasnya yang tampan.
Setibanya kafilah itu di Mesir, dibawalah Yusuf di
sebuah pasar khusus , di mana manusia diperdagangkan dan diperjual-belikan
sebagai barang dagangan atau sebagai binatang-binatang ternakan. Yusuf lalu
ditawarkan di depan umum dilelongkan. Dan karena para musafir yang membawanya
itu khuatir akan terbuka pertemuan Yusuf maka mereka enggan memepertahankan
sampai mencapai harga yang tinggi, tetapi melepaskannya pada tawaran pertama
dengan harga yang rendah dan tidak memadai. Padahal seorang seperti nabi Yusuf
tidak dapat dinilai dengan wang bahkan dengan emas seisi bumi pun tidak
seimbang sebagai manusia yang besar dan makhluk Allah yang agung seperti Nabi
Yusuf yang oleh Allah telah digariskan dalam takdirnya bahawa ia akan
melaksanakan missi yang suci dan menjalankan peranan yang menentukan dalam
pengaulan hidup umat manusia.
Nabi Yusuf dalam pelelongan itu dibeli oleh keeetua
polis Mesir bernama Fathifar sebagai penawar pertama , yang merasa berbahagia
memperoleh sorang hamba yang berparas bagus, bertubuh kuat dan air muka yang
memberi kesan bahawa dalam manusia yang dibelikan itu terkandung jiwa yang
besar, hati suci bersih dan bahawa ia bukanlah dari kualiti manusia yang harus
diperjual-belikan.
Kata Fathifar kepada isterinya ketika mengenalkan Yusuf
kepadanya:" Inilah hamba yang aku baru beli dari pelelongan. Berilah ia
perlakuan dan layanan yang baik kalau-kalau kelak kami akan memperolehi manfaat
drpnya dan memungutnya sebagai anak kandung kita. Aku dapat firasat dari paras
mukanya dan gerak-gerinya bahawa ia bukanlah dari golongan yang harus
diperjual-belikan, bahkan mungkin sekali bahawa ia adalah dari keturunan
keluarga yang berkedudukan tinggi dan orang-orang yang beradab.
Nyonya Fathifar, isteri Ketua Polis Mesir menerima
Yusuf di rumahnya, sesuai dengan pesanan suaminya. dilayan sebagai salah
seorang daripada anggota keluarganya dan sesekali tidak diperlakukannya sebagai
hamba belian. Yusuf pun dapat menyesuaikan diri dengan keadaan rumahtangga
Futhifar. Ia melakukan tugas sehari-harinya di rumah dengan penuh semangat dan
dengan kejujuran serta disiplin yang tinggi. Segala kewajiban dan tugas yang
diperintahkan kepadanya, diurus dengan senang hati seolah-olah dari perintah
oleh orang tuanya sendiri. Demikianlah, maka makin lama makin disayanglah akan
Yusuf di rumah Ketua Polis Mesir itu sehingga merasa seakan-akan berada di
rumah keluarga dan orang tuanya sendiri.
Tentang isi cerita di atas, dapat dibaca dalam surah
"Yusuf" ayat 19 sehingga ayat 21 sebagai berikut: ~
"19. Kemudian datanglah kelompok orang-orang
musafir, lalu mrk menyuruh seorang mengambil air mereka, maka dia menurunkan
timbanya, dia berkata: " Oh! Khabar gembira, ini seorang anak muda!"
Kemudian mrk menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang mrk kerjakan. 20. Dan mrk menjual Yusuf dengan harga yang
murah, iaitu beberapa dirham shj, dan mrk merasa tidak tertarik hatinya kepada
Yusuf 21. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: "
Berikanlah kepadanya tempat {dan layanan} yang baik, boleh jadi dia bermanfaat
kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak." Dan demekian pulalah Kami
memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi {Mesir} dan agar kami
ajarkan kepadanya takdir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." {Surah Yusuf : 19 ~ 21}
Yusuf dalam godaan nyonya Futhifar
Yusuf hidup tenang dan tenteram di rumah Futhifar,
Ketua Polisi Mesir, sejak ia menginjakkan kakinya di rumah itu. Ia mendpt
kepercayaan penuh dari kedua majikannya, suami-isteri, mengurus rumah-tangga
mereka dan melaksanakan perintah dan segala keperluan mrk dengan sesungguh
hati, ikhlas dan kejujuran, tiada menuntut upah dan balasan atas segala tenaga
dan jerih payah yang dicurahkan untuk kepentingan keluarga. Ia menganggap
dirinya di rumah itu bukan sebagai hamba bayaran, tetapi sebagai seorang drp
anggota keluarga. demikian pula anggapan majikannya, suami-isteri terhadap
dirinya.
Ketenangan hidup dan kepuasan hati yang didapat oleh
Yusuf selama ia tinggal di rumah Futhifar, telah mempengaruhi kesihatan dan
pertumbuhan tubuhnya. Ia yang telah dikurnai oleh Tuhan kesempurnaan jasmani
dengan kehidupan yang senang dan empuk di rumah Futhifar, makin terlihat tambah
segar wajahnya, tambah elok parasnya dan tambah tegak tubuhnya, sehingga ia
merupakan seorang pemuda remaja yang gagah perkasa yang menggiurkan hati setiap
wanita yang melihatnya, tidak terkecuali isteri Futhifar, majikannya sendiri,
bahkan bukan tidak mungkin bahwa ia akan menjadi rebutan lelaki, andai kata ia
hidup di kota Sadum di tengah-tangah kaum Nabi Luth ketika itu.
Pengaulan hari-hari di bawah satu atap rumah antara
Yusuf pemuda remaja yang gagah perkasa dan Nyonya Futhifar, seorang wanita muda
cantik dan ayu, tidak akan terhindar dari risiko terjadinya perbuatan maksiat,
bila tidak ada kekuatan iman dan takwa yang menyekat hawa nafsu yang ammarah
bissu. Demikian lah akan apa yang terjadi terhadap Yusuf dan isteri Ketua Polis
Mesir.
Pada hari-hari pertama Yusuf berada di tengah-tengah
keluarga , Nyonya Futhifar tidak menganggapnya dan memperlakukannya lebih dari
sebagai pembantu rumah yang cekap, tangkas, giat dan jujur, berakhlak dan
berbudi pekerti yang baik. Ia hanya mengagumi sifat-sifat luhurnya itu serta
kecekapan dan ketangkasan kerjanya dalam menyelesaikan urusan dan tugas yang
pasrahkan kepadanya. Akan tetapi memang rasa cinta itu selalu didahului oleh
rasa simpati.
Simpati dan kekaguman Nyonya Futhifar terhadap cara
kerja Yusuf, lama-kelamaan berubah menjadi simpati dan kekaguman terhadap
bentuk banda dan paras mukanya. Gerak-geri dan tingkah laku Yusuf diperhatika
dari jauh dan diliriknya dengan penuh hati-hati. Bunga api cinta yang masih
kecil di dalam hati Nyonya Futhifar terhadap Yusuf makin hari makin membesar
dan membara tiap kali ia melihat Yusuf berada dekatnya atau mendengar suaranya
dan suara langkah kakinya. Walaupun ia berusaha memandamkan api yang membara di
dadanya itu dan hedak menyekat nafsu berahi yang sedang bergelora dalam
hatinya, untuk menjaga maruahnya sebagai majikan dan mepertahankan sebagai
isteri Ketua Polis, namun ia tidak berupaya menguasai perasaan hati dan hawa
nasfunya dengan kekuatan akalnya. Bila ia duduk seorang diri, maka terbayanglah
di depan matanya akan paras Yusuf yang elok dan tubuhnya yang bagus dan
tetaplah melekat bayangan itu di depan mata dan hatinya, sekalipun ia berusaha
untuk menghilangkannya dengan mengalihkan perhatiannya kepada urusan dan
kesibukan rumahtangga. Dan akhirnya menyerahlah Nyonya Futhifar kepada kehendak
dan panggilan hati dan nafsunya yang mnedpt dukungan syaitan dan iblis dan
diketepikanlahnya semua pertimbangan maruah, kedudukan dan martabat serta
kehormatan diri sesuai dengan tuntutan dengan akal yang sihat.
Nyonya Futhifar menggunakan taktik, mamancing-mancing
Yusuf agar ia lebih dahulu mendekatinya dan bukannya dia dulu yang mendekati
Yusuf demi menjaga kehormatan dirinya sebagai isteri Ketua Polis. Ia selalu
berdandan dan berhias rapi, bila Yusuf berada di rumah, merangsangnya dengan
wangi-wangian dan dengan memperagakan gerak-geri dan tingkah laku sambil
menampakkan, seakan-akan dengan tidak sengaja bahagian tubuhnya yang biasanya
menggiurkan hati orang lelaki.
Yusuf yang tidak sedar bahwa Zulaikha, isteri Futhifar,
mencintai dan mengandungi nafsu syahwat kepadanya, menganggap perlakuan manis
dan pendekatan Zulaikha kepadanya adalah hal biasa sesuai dengan pesanan Futhifar
kepada isterinya ketika dibawa pulang dari tempat perlelongan. Ia berlaku biasa
sopan santun dan bersikap hormat dan tidak sedikit pun terlihat dari haknya
sesuatu gerak atau tindakan yang menandakan bahwa ia terpikat oleh gaya dan
aksi Zulaikha yang ingin menarik perhatiannya dan mengiurkan hatinya. Yusuf
sebagai calon Nabi telah dibekali oleh Allah dengan iman yang mantap, akhlak
yang luhur dan budi pekerti yang tinggi. Ia tidak akan terjerumus melakukan
sesuatu maksiat yang sekaligus merupakan perbuatan atau suatu tindakan khianat
terhadap orang yang telah mempercayainya memperlakukannya sebagai anak dan
memberinya tempat di tengah-tengah keluarganya.
Sikap dingin dan acuh tak acuh dari Yusuf terhadap
rayuan dan tingkah laku Zulaikha yang bertujuan membangkitkan nafsu syahwatnya
menjadikan Zulaikha bahkan tambah panas hati dan bertekad dkan berusaha terus
sampai maksudnya tercapai. Jika aksi samar-samar yang ia lakukan tetap tidak
dimengertikan oleh Yusuf Yang dianggapkannya yang berdarah dingin itu, maka
akan dilakukannya secara berterus terang dan kalau perlu dengan cara paksaan
sekalipun.
Zulaikha , tidak tahan lebih lama menunggu reaksi dari
Yusuf yang tetap bersikap dingin , acuh tak acuh terhadap rayuan dan ajakan
yang samar-samar daripadanya. Maka kesempatan ketika si suami tidak ada di
rumah, masuklah Zulaikha ke bilik tidurnya seraya berseru kepada Yusuf agar
mengikutinya. Yusuf segera mengikutinya dan masuk ke bilik di belakang
Zulaikha, sebagaimana ia sering melakukannya bila di mintai pertolongannya
melakukan sesuatu di dalam bilik. Sekali-kali tidak terlintas dalm fikirannya
bahwa perintah Zulaikha kali itu kepadanya untuk masuk ke biliknya bukanlah
perintah biasa untuk melekukan sesuatu yang biasa diperintahkan kepadanya. Ia
baru sedar ketika ia berad di dalam bilik, pintu dikunci oleh Zulaikha, tabir
disisihkan seraya berbaring berkatalah ia kepada Yusuf: " Ayuh, hai Yusuf!
Inilah aku sudah siap bagimu, aku tidak tahan menyimpan lebih lama lagi rasa
rinduku kepada sentuhan tubuhmu. Inilah tubuhku kuserahkan kepadamu, berbuatlah
sekehendak hatimu dan sepuas nafsumu."
Seraya memalingkan wajahnya ke arah lain, berkatalah
Yusuf:" Semoga Allah melindungiku dari godaan syaitan. Tidak mungkin wahai
tuan puteriku aku akan melakukan maksiat dan memenuhi kehendakmu. Jika aku
melakukan apa yang tuan puteri kehendaki, maka aku telah mengkhianati tuanku,
suami tuan puteri, yang telah melimpahkan kebaikannya dan kasih sayangnya
kepadaku. Kepercayaan yang telah dilimpahkannya kepadaku, adalah suatu amanat
yang tidak patut aku cederai. Sesekali tidak akanku balas budi baik tuanku
dengan perkhianatan dan penodaan nama baiknya. Selain itu Allah pun akan murka
kepadaku dan akan mengutukku bila bila aku lakukan apa yang tuan puteri
mintakan daripadaku. Allah Maha Mengetahui segala apa yang diperbuat oleh
hambanya.
Segera mata Zulaikha melotot dan wajahnya menjadi
merah, tanda marah yang meluap-luap, akibat penolakan Yusuf tehadap ajaknya. Ia
merasakan dirinya dihina dan diremehkan oleh Yusuf dengan penolakannya, yang
dianggapnya suatu perbuatan kurang ajar dari seorang pelayan terhadap
majikannya yang sudah merendahkan diri, mengajaknya tidur bersama, tetapi
ditolak mentah-mentah. Padhal tidak sedikit pembesar pemerintah dan orang-orang
berkedudukan telah lama merayunya dan ingin sekali menyentuh tubuhnya yang elok
itu, tetapi tidak dihiraukan oleh Zulaikha.
Yusuf melihat mata Zulaikha yang melotot dan wajahnya
yang menjadi merah, menjadi takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
dan segera lari menuju pintu yang tertutup, namun Zulaikha cepat-cepat bangun
dari ranjangnya mengejar Yusuf yang sedang berusaha membuka pintu,
ditariknyalah kuat-kuat oleh Zulaikha bahagian belakang kemejanya sehingga
terkoyak. Tepat pada masa mereka berada di belakang pintu sambil tarik menarik,
datanglah Futhifar mendapati mrk dalam keadaan yang mencurigakan itu.
Dengan tiada memberi kesempatan Yusuf membuka mulut,
berkatalah Zulaikha cepat-cepat kepada suaminya yang masih berdiri tercengang
memandang kepada kedua orang kepercayaan itu:" Inilah dia Yusuf , hamba
yang engkau puja dan puji itu telah berani secara kurang ajar masuk ke bilikku
dan memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Berilah ia ganjaran yang setimpal
dengan perbuatan biadabnya. Orang yang tidak mengenal budi baik kami ini harus
dipenjarakan dan diberika seksaan yang pedih."
Yusuf mendengar laporan dan tuduhan palsu Zulaikha
kepada suaminya, tidak dpt berbuat apa-apa selain memberi keterangan apa yang
terjadi sebenarnya. Berkatalah ia kepada majikannya, Futhifar:"
Sesungguhnya dialah yang menggodaku, memanggilkan aku ke biliknya, lalu
memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Aku menolak tawarannya itu dan lari
menyingkirinya, namun ia mengejarku dan menarik kemejaku dari belakang sehingga
terkoyak."
Futhifar dalam keadaan bingung. Sipakah diantara kedua
orang yang benar? Yusufkah yang memang selama hidup bersama dirumahnya belum
pernah berkata dusta, atau Zulaikhakah yang dalam fikirannya tidak mungkin akan
mengkhianatinya? Dalam keadaan demikian itu tibalah sekonyong-konyong seorang
dari keluarga Zulaikha, iaitu saudaranya sendiri yang dikenal bijaksana, pandai
dan selalu memberi pertimbangan yang tepat bila dimintai fikiran dan
nasihatnya. Atas permintaan Futhifar untuk memberinya pertimbangan dalam
masalah yang membingungkan itu, berkatalah saudaranya:" Lihatlah, bila
kemeja Yusuf terkoyak bahgian belakangnya, maka ialah yang benar dan isterimu
yang dusta. Sebaliknya bila koyak kemejanya di bahagian hadapan maka dialah
yang berdusta dan isterimu yang berkata benar."
Berkatalah Futhifar kepada isterinya setelah
persoalannya menjadi jelas dan tabir rahsianya terungkap:" Beristighfarlah
engkau hai Zulaikha dan mohonlah ampun atas dosamu. Engkau telah berbuat salah
dan dusta pula untuk menutupi kesalahanmu. Memang yang demikian itu adalah
sifat-sifat dan tipu daya kaum wanita yang sudah kami kenal." Kemudian
berpalinglah dia mengadap Yusuf dan berkata kepadanya:" Tutuplah
rapat-rapat mulutmu wahai Yusuf, dan ikatlah lidahmu, agar masalah ini akan
tetap menjadi rahsia yang tersimpan sekeliling dinding rumah ini dan jangan
sesekali sampai keluar dan menjadi rahsia umum dan buah mulut masyarakat.
Anggap saja persoalan ini sudah selesai sampai disini."
Ada sebuah peribahasa yang berbunyi:" Tiap rahsia
yang diketahui oleh dua orang pasti tersiar dan diketahui oleh orang
ramai." Demikianlah juga peristiwa Zulaikha dengan Yusuf yang dengan ketat
ingin ditutupi oleh keluarga Futhifar tidak perlu menunggu lama untuk menjadi
rahsia umum. pada mulanya orang berbisik-bisik dari mulut ke mulut,
menceritakan kejadian itu, tetapi makin hari makin meluas dan makin menyebar ke
tiap-tiap pertemuan dan menjadi bahan pembicaraan di kalangan wanita-wanita
dari golongan atas dan menengah. Kecaman-kecaman yang bersifat sindiran mahupun
yang terang-terangan mulai dilontarkan orang terhadap Zulaikha, isteri Ketua
Polis Negara, yang telah dikatakan bercumbu-cumbuan dengan pelayannya sendiri,
seorang hamba belian dan yang sangat memalukan kata mrk bahwa pelayan bahkan
menolak ajakan majikannya dan tatkala melarikan diri drpnya dikejarkannya
sampai bahagian belakang kemejanya terkoyak.
Kecaman-kecaman sindiran-sindiran dan ejekan-ejekan
orang terhadap dirinya akhirnya sampailah di telinga Zulaikha. Ia menjadi
masyangul dan sedih hati bahwa peristiwanya dengan Yusuf sudah menjadi buah
mulut orang yang dengan sendirinya membawa nama baik keluarga dan nama baik
suaminya sebagai Ketua Polis Negara yang sgt disegani dan dihormati. Zulaikha
yang sangat marah dan jengkel terhadap wanita-wanita sekelasnya, isteri-isteri
pembesar yang tidak henti-hentinya dalam pertemuan mrk menyinggung namanya dengan
ejekan dan kecaman sehubungan dengan peristiwanya dengan Yusuf.
Utk mengakhiri desas-desus dan kasak-kusuk kaum wanita
para isteri pembesar itu, Zulaikha mengundang mrk ke suatu jamuan makan di
rumahnya, dengan maksud membuat kejutan memperlihatkan kepada mrk Yusuf yang
telah menawankan hatinya sehingga menjadikan lupa akan maruah dan kedudukan
sebagai isteri Ketua Polis Negara.
Dalam pesta itu para undangan diberikan tempat duduk
yang empuk dan masing-masing diberikan sebilah pisau yang tajam untuk memotong
daging dan buah-buahan yang tersedia dan sudah dihidangkan.
Setelah masing-masing tamu menduduki tempatnya dan
disilakannya menikmati hidangan yang sudah tersedia di depannya, maka tepat
pada masa mrk sibuk mengupas buah yang ada ditangan masing-masing,
dikeluarkannyalah Yusuf oleh Zulaikha berjalan sebagai peragawan di hadapan
wanita-wanita yang sedang sibuk memotong buah-buahan itu. Tanpa disadari para
tamu wanita yang sedang memegang pisau dan buah-buahan di tangannya seraya
ternganga mengagumi keindahan wajah dan tubuh Yusuf mrk melukai jari-jari
tangannya sendir dan sambil menggeleng-geleng kepala kehairanan, maka
berkatalah mrk:" Maha Sempurnalah Allah. Ini bukanlah manusia. Ini adalah
seorang malaikat yang mulia."
Zulaikha bertepuk tangan tanda genbira melihat usah
kejutannya brhasil dan sambil menujuk ke jari-jari wanita yang terhiris dan
mencucurkan darah itu berkatalah ia:" Inilah dia Yusuf, yang menyebabkan
aku menjadi bual-bualan ejekanmu dan sasaran kecaman-kecaman orang Tidakkah
kami setelah melihat Yusuf dengan mata kepala memberi uzur kepadaku, bila ia
menawan hatiku dan membangkitkan hawa nafsu syahwatku sebagai seorang wanita
muda yang tidak pernah melihat orang yang setampan parasnya, seindah tubuhnya
dan seluhur akhlak Yusuf? Salahkah aku jika aku tergila-gila olehnya, sampai
lupa akan kedududkanku dan kedudukan suamiku? Kamu yang hanya melihat Yusuf
sepintas lalu sudah kehilangan kesedaran sehingga bukan buah-buahan yang kamu
kupas tetapi jari-jari tanganmu yang terhiris. Maka hairankah kalau aku yang
berkumpul dengan Yusuf di bawah satu bumbung, melihat wajah dan tubuhnya serta
mendengar suaranyapada setiap saat dan setiap detik sampai kehilangan akal
sehingga tidak dapat mengawal nafsu syahwatku menghadapinya? Aku harus mengaku
didepan kamu bahawa memang akulah yang menggodanya dan merayunya dan dengan
segala daya upaya ingin memikat hatinya dan mengundangnya untuk menyambut
cintaku dan melayani nafsu syahwatku. Akan tetapi dia bertahan diri, tidak
menghiraukan ajakanku dan bersikap dingin terhadap rayuan dan godaanku. Ia
makin menjauhkan diri, bila aku mencuba mendekatinya dan memalingkan pandangan
matanya dari pandanganku bila mataku menentang matanya. Aku telah merendahkan
diriku sebagai isteri Ketua Polis Negara kepada Yusuf yang hanya seorang hamba
sahaya dan pembantu rumah, namaku sudah terlanjur ternoda dan menjadi ejekan
orang karenanya, maka bila tetap membangkang dan tidak mahu memperturutkan
kehendakku, aku tidak akan ragu-ragu akan memasukkannya ke dalam penjara sepanjang
waktu sebagai pengajaran baginya dan imbalan bagi kecemaran namaku
karenanya."
Mendengar kata-kata ancaman Zulaikha terhadap diri
Yusuf menggugah hati para wanita yang menaruh simpati dan rasa kasihan kepada
diri Yusuf. Mrk menyayangkan bahwa tubuh yang indah dan wajah yang tampan serta
manusia yang berbudi pekerti dan berakhlak luhur itu tidak patut dipenjarakan
dan dimasukkan ke tempat orang-orang yang melakukan jenayah dan penjahat.
Berkata salah seorang yang menghampirinya:" Wahai
Yusuf! Mengapa engkau berkeras kepala menghadapi Zulaikha yang menyayangimu dan
mencintaimu? Mengapa engkau menolak ajakan dan seruannya terhadapmu? Suatu
keuntungan besar bagimu, bahwa seorang wanita cantik seperti Zulaikha yang
bersuamikan seorang pembesar negara tertarik kepadamu dan menginginkan
pendekatanmu. Ataukah mungkin engkau adalah seorang lelaki yang lemah syahwat
dan karena itu tidak tertarik oleh kecantikan serta keelokan seorang wanita
muda seperti Zulaikha."
Berkata seorang tamu wanita lain:" Jika sekiranya
kamu tidak tertarik kepada Zulaikha karena kecantikannya, maka berbuatlah untuk
kekayaannya dan kedudukan suaminya. sebab jika engkau dapat menyesuaikan dirimu
kepada kehendak Zulaikha dan mengikuti segala perintahnya nescay engkau akan
dianugerahi harta yang banyak dan mungkin pangkatmu pun akan dinaikkan."
Berucap seorang tamu lain memberi nasihat:" Wahai
Yusuf! fikirkanlah baik-baik dan camkanlah nasihatku ini: Zulaikha sudah
berketetapan hati harus mencapai tujuannya dan memperoleh akan apa yang
dikehendakinya drpmu. Ia sudah terlanjur diejek dan dikecam orang dan sudah
terlanjur namanya menjadi bualan di dalam masyarakat karena engkau maka dia
mengancam bila engkau tetap berkeras kepala dan tidak melunakkan sikapmu
terhadap tuntutannya, pasti ia akan memasukkan engkau ke dalam penjara sebagai
penjahat dan penjenayah. Engkau mengetahui bahawa suami Zulaikha adlah Ketua
Polis Negara yang berkuasa memenjarakan seseorang ke dalam tahanan dan engkau
mengetahui pula bahwa Zulaikha sgt berpengaruh kepada suaminya. Sayangilah
wahai Yusuf dirimu yang masih muda remaja dan tampan ini dan ikutilah perintah
Zulaikha agar engkau selamat dan terhindar dari akibat yang kami tidak
menginginkan ke atas dirimu."
Kata-kata nasihat dan bujukan para wanita ,Tamu
Zulaikha itu didengar oleh Yusuf dengan telinga kanan dan keluar ke telinga
kirinya. Tidak suatu pun daripadanya yang dapat turun ke lubuk hatinya atau
menjadi bahan penimbangannya. Akan tetapi walaupun ia percaya kepada dirinya,
tidak akan terpengaruh oleh bujukan dan nasihat-nasihat itu, ia merasa khuatir,
bahwa jika masih tinggal lama di tengah-tengah pergaulan itu akhirnya mungkin
ia akan terjebak dan masuk ke dalam perangkap tipu daya dan tipu muslihat
Zulaikha dan kawan-kawan wanitanya.
Berdoalah Nabi Yusuf memohon kepada Allah agar memberi
ketetapan iman dan keteguhan tekad kepadanya spy tidak tersesat oleh godaan
syaitan dan tipu muslihat kaum wanita yang akan menjerumuskannya ke dalam
lembah kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Berucaplah ia di dalam doanya:"
Ya Tuhanku! sesungguhnya aku lebih suka dipenjarakan berbanding aku berada di
luar tetapi harus memperturutkan hawa nafsu para wanita itu. Lindungilah aku
wahai Tuhanku dari pergaulan orang-orang yang hendak membawaku ke jalan yang
sesat dan memaksaku melakukan perbuatan yang Engkau tidak redhai. Bila aku
dipenjarakan akan ku bulatkan fikiranku serta ibadahku kepadamu wahai Tuhanku.
Jauhkanlah daripadaku rayuan dan tipu daya wanita-wanita itu, supaya aku tidak
termasuk dari orang-orang yang bodoh dan sesat."
Futhifar, Ketua Polis Negara, Suami Zulaikha mengetahui
dengan pasti bahwa Yusuf bersih dari tuduhan yang dilemparkan kepadanya. Ianya
pula sedar bahwa isterinyalah yang menjadi biang keladi dalam peristiwa yang
sampai mencemarkan nama baik keluarganya. Akan tetapi ia tidak dapat berbuat
selain mengikuti nasihat isterinya yang menganjurkan agar Yusuf dipenjarakan.
Karena dengan memasukkan Yusuf ke dalam tahanan, pendapat umum akan berubah dan
berbalik akan menuduh serta menganggap Yusuflah yang bersalah dalam peristiwa
itu dan bukannya Zulaikha. Dengan demikian mrk berharap nama baiknya akan pulih
kembali dan desas-desus serta kasak-kasuk masyarakat tentang rumahtanggannya
akan berakhir. Demikianlah, maka perintah dikeluarkan oleh Futhifar dan
masuklah Yusuf ke dalam penjara sesuai dengan doanya.
Isi cerita di atas dapat dibaca dalam Al-Quran surah
Yusuf ayat 22 sehingga ayat 35 :
"22. Dan tatkala ia cukup dewasa, Kami berikan
kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik. 23. Dan wanita {Zulaikha} yang Yusuf tinggal di rumahnya
menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya {kepadanya} dan dia menutup
pintu-pintu seraya berkata: " Marilah kesini ". Yusuf berkata:
"Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku
dengan baik." Sesungguh orang-orang yang zalim tidak akan beruntung. 24.
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud {melakukan perbuatan itu} dengan Yusuf
dan Yusuf pun bermaksud {melakukan pula} dengan wanita itu andaikata dia tidak
melihat tanda {dari} Tuhannya. Demikian agar Kami memalingkan daripadanya
kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang
terpilih. 25. Dan kedua-duanya berlumba-lumba menuju pintu dan wanita itu
menarik baju kemeja Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati
suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata:" Apakah pembalasan
terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain
dipenjarakan atau dihukum dengan azab yang pedih?" 26. Yusuf
berkata:" Dia menggodaku untuk menundukkan diriku {kepadanya}." Dan
seorang saksi dari keluarga wanita itu memberi kesaksiannya:" Jika bajunya
koyak dihadapan, maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang
dusta. 27. Dan jika bajunya koyak dibelakang, mka wanita itulah yang dusta dan
Yusuf termasuk orang-orang yang benar". 28. Maka tatkala suami wanita itu
melihat baju kemeja Yusuf koyak dari belakang berkatalah dia:"
Sesungguhnya kejadian itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu
daya kamu besar". 29. Hai Yusuf:" Berpalinglah dari ini dan kamu {hai
isteriku} mohon ampunlah atas doamu itu karena kamu sesungguhnya termasuk
orang-orang yang berbuat salah". 30. Dan wanita-wanita di kota itu
berkata:" Isteri Al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya
kepadanya, sesungguhnya cintanya kepada bujangan itu adalah sgt mendalam.
Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan nyata." 31. Maka tatkala
wanita itu {Zulaikha} mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita
itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk dan diberikannya kepada
masing-masing mereka sebilah pisau {utk memotong jamuan} kemudian dia berkata
{kepada Yusuf}:" Keluarlah {nampakkanlah dirimu} kepada mrk". Maka
tatakala wanita-wanita itu melihatnya, mrk kagum kepada {keindahan rupa} nya
dan mrk melukai {jari} tangannya dan berkata:" Maha sempurna Allah, ini
bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang
mulia". 32. Wanita itu {Zulaikha} berkata:" Itulah dia orang yang
kamu cela aku karena {tertarik} kepadanya dan sesungguhnya aku telah menggoda
dia untuk menundukkan dirinya {kepadaku} akan tetapi dia menolak. Dan
sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya nescaya
dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk orang-orang yang hina". 33.
Yusuf berkata:" Wahai Tuhanku penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan drpku tipu daya mrk
tentu akan aku cenderung untuk {memenuhi keinginan mrk} dan tentulah aku
termasuk orang-orang yang bodoh". 34. Maka Tuhannya memperkenankan doa
Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 35. Kemudian ambil fikiran kepada mrk
setelah melihat tanda-tanda {kebenaran Yusuf} bahwa mrk harus memenjarakannya
sampai sesuatu waktu". { Yusuf : 25 ~ 35 }
Yusuf dalam penjara
Yusuf di masukkan ke dalam penjara bukannya karena ia
telah melakukan kesalahan atau kejahatan, tetapi karena sewenang-wenangnya
penguasa yang memenjarakannya untuk menutupi dosanya sendiri dengan menempelkan
dosa itu kepada orang yang dipenjarakan. Akan tetapi bagi Nabi Yusuf, penjara
adalah tempat yang aman untuk menghindari segala godaan dan tipu daya yang akan
menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Bagi Yusuf hidup
di dalam sebuah penjara yang gelap dan sempit, dimana gerak bandanya dan
pandangan matanya dibatasi, adalah lebih baik dan lebih disukai drp hidup di
alam bebas di mana jiwanya tertekan dan hatinya tidak merasa aman dan tenteram.
Di dalam penjara Yusuf dpt membulatkan fikirannya dan jiwanya beribadah dan
menyembah kepada Allah.
Disamping itu ia dpt melakukan dakwah di dalam penjara,
memberi bimbingan dan nasihat kepada pesalah, agar mrk yang telah berdosa
melakukan kejahatan, bertaubat dan kembali menjadi orang-orang yang baik,
sedang kepada tahanan yang tidak berdosa yang menjadi korban perbuatan penguasa
yang sewenang-wenang dihiburkna agar mrk bersabar dan bertakwa, bertawakkal
serta beriman memohon kepada Allah mengakhiri penderitaan dan kesengsaraan mrk.
Bersama dengan Yusuf, dipenjarakan pula dua orang
pegawai istana Raja dengan tujuan hendak meracunkan Raja atas perintah dan
dengan kerjasama dengan pihak musuh istana. Dua pemuda pegawai yang dipenjara
itu, seorang penjaga gudang mknan dan seorang sebagai pelayan meja istana.
Pada suatu hari pagi datanglah kedua pemuda tahanan itu
ke tempat Nabi Yusuf mengisahkan bahwa mrk telah mendpt mimpin. Si pelayan
melihat ia seakan-akan berada di tengah sebuah kebun anggur memegang gelas,
seperti gelas yang sering diguna minumkan oleh Raja, majikannya lalu diisinya
gelas itu dengan perahan buah anggur. Sedang pemuda penjaga gudang melihat
dalam mimpinnya seolah-olah mendukung di atas kepalanya sebuah keranjang yang
berisi roti, roti mana disambar oleh sekelompok burung dan di bawanya terbang.
Kedua pemuda tahanan itu mengharapkan dari Nabi Yusuf agar memberi tafsiran
bagi mimpi mrk itu.
Nabi Yusuf yang telah dikurniai kenabian dan ditugaskan
oleh Allah menyampaikan risalah-Nya kepada hamba-hamba-Nya memulai dakwahnya
kepada kedua pemuda yang datang menanyakan tafsiran mimpinnya, mengajak mrk
beriman kepada Allah Yangg Maha Esa, meninggalkan persembahan kepada
berhala-berhala yang mrk ada-adakan sendiri dengan memberi nama-nama kepada
berhala-berhala itu sesuka hati mrk. untuk membuktikan kepada kedua pemuda itu
bahwa ia adalah seorang Nabi dan pesuruh Allah, berkata Nabi Yusuf:" Aku
tahu dan dapat menerangkan kepada kamu, makanan apa yang akan kamu terima, apa
jenisnya dan berapa banyaknya demikian pula jenisnya dan macam mana minuman
yang akan kamu terima.
Demikian pula dapat aku memberi tafsiran bagi mimpi
seorang termasuk kedua mimpimu. Itu semua adalah ilmu yang dikurniakan oleh
Allah kepadaku. Aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman
kepada Allah dan mengingkari adanya hari kiamat kelak. Aku telah mengikuti
agama bapa-bapaku, Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tidaklah sepatutnya kami
menyekutukan sesuatu bagi Allah yang telah mengurniakan rahmat dan nikmat-Nya
atas kami dan atas manusia seluruhnya tetapi kebanyakkan manusia tidak
menghargai nikmat Allah itu dan tidak mensyukuri-Nya. Cubalah fikirkan wahai
teman-temanku dalam penjara mana yang lebih baik dan lebih masuk akal,
penyembahan kepada beberapa tuhan yang berbeda-beda atau penyembahan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Perkasa? Tuhan telah memerintahkan janganlah kamu
menyembahkan selain drp Dia. Itulah agama yang benar dan lurus, tetapi banyak
orang tidak mengetahui dan tidak mahu mengerti."
"Adapun mengenai mimpimu", Nabi Yusuf
melanjutkan ceritanya," Maka takbirnya bahwa engkau, wahai pemuda pelayan,
segera akan dikeluarkan dari penjara dan akan dipekerjakan kembali seperit
sedia kala, sedangkan engkau wahai pemuda penjaga gudang akan dihukum mati
dengan disalib dan kepalamu akan menjadi makan burung-burung yang mematuknya.
Demikianlah takbir mimpimu yang telah menjadi hukum Allah bagi kamu
berdua."
Berkata Nabi Yusuf selanjutnya kepada pemuda yang
diramalkan akan keluar dari penjara:" Wahai temanku, pesanku kepadamu,
bila engkau telah keluar dan kembali bekerja di istana sebutlah namaku
dihadapan Raja, majikanmu. Katalah kepadanya bahwa aku dipenjarakan
sewenang-wenangnya, tidak berdosa dan tidak bersalah. Aku hanya dipenjara untuk
kepentingan menyelamatkan nama keluarga Ketua Polis Negara dan atas anjuran
isterinya belaka. Jangalah engkau lupakan pesananku ini, wahai temanku yang
baik."
Kemudian, maka sesuai dengan takbir Nabi Yusuf, selang
tidak lama keluarlah surat pengampunan Raja bagi pemuda pelayan dan hukuman
salib bagi pemuda penjaga gudang dilaksanakan. Akan tetapi pesanan Nabi Yusuf
kepada pemuda pelayan, tidak disampaikan kepada Raja setelah ia diterima
kembali bekerja di istana. Syaitan telah menjadikannya lupa setelah ia
menikmati kebebasan dari penjara dan dengan demikian tetaplah Nabi Yusuf berada
di penjara beberapa tahun lamanya, penghibur para tahanan yang tidak berdosa
dan mendidik serta berdakwah kepada tahanan yang telah bersalah melakukan
kejahatan dan perbuatan -perbuatan yang buruk, agar mrk menjadi orang-orang
yang baik dan bermanfaat bagi sesama manusia dan menjadi hamba-hamba Allah yang
beriman dan bertauhid.
Isi cerita ini ada tersebut di dalam Al-Quran pada
surah "Yusuf" ayat 36 sehingga ayat 42 :
"36.~ Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam
penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang di antara keduanya:"
Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memerah anggur." Dan yang lain
berkata:" Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku membawa roti di atas
kepalaku dan sebahagiannya dimakan burung." Beritakan kepada kami
takbirnya, sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai
{menakbir mimpi}. 37.~ Yusuf berkata:" Sebelum sampai kepada kamu berdua
makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dpt menerangkan jenis
makanan itu sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah
sebahagian dari apa yang diajarkan oleh Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya aku
telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang
mrk ingkar kepada hari kemudian. 38.~ Dan aku mengikuti agama bapa-bapaku,
iaitu Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami {para nabi}
mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari
kurniaan Allah kepada kami dan kepada manusia seluruhnya, tetapi kebanyakkan
manusia itu tidak mensyukurinya. 39.~ Hai kedua temanku dalam penjara, manakah
yang baik, tuhan-tuha yang bermacam-macam itu ataukah allah Yang Maha Esa lagi
Maha Perkasa? 40.~ Kamu tidak menyembah yang selain Allah melainkan hanya
{menyembah nama-nama yang kamu dan nenek moyang kamu membuat-buatnya, Allah
tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu
hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah
selain Dia. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakkan manusia tidak
mengetahui. 41.~ Hai kedua temanku dalam penjara adapun salah seorang diantara
kamu berdua akan memberi minum tuannya dengan arak adapun yang seorang lagi
maka ia akan disalib lalu burung memakan sebahagian dari kepalanya. Telah
diputuskan perkarayang kamu berdua menanyakannya {kepadaku}". 42.~ Dan
Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka
berdua:" Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu". Maka syaitan
menjadikan dia lupa menerangkan {keadaan Yusuf} kepada tuannya. Karena itu
tetaplah dia {Yusuf} dalam penjara beberapa tahun lamanya." {Yusuf : 36 ~
42}
Bersambung ke bagian kedua
Bersambung ke bagian kedua
Dikutip dari Sejarah Hidup Nabi-Nabi karangan H Salim
Bahreisy. PT Duta Ilmu, Surabaya: 2011