Kisah Nabi Saleh dan Kaum Tsamud
11/16/2015
Tsamud adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli
sejarah dimasukkan bagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan
mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran
bernama " Alhijir " terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya
termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin
taufan yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan
pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang
dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum
Tsamud.Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah,
binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag
indah-indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang datar dan
dipahatnya dari gunung.Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram ,sejahtera
dan bahgia, merasa aman dari segala gangguan alamiah dan bahawa kemewahan hidup
mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka adalah
berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berqurban, tempat
mereka minta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan
kebaikan serta kebahagiaan.Mereka tidak dpt melihat atau memikirkan lebih jauh
dan apa yang dpt mereka jangkau dengan pancaindera.
Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud
Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan
membiarkan hamba-hamba_Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya
nabi pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar
dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan
menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan
diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi
utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang
kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari
suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya,
terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Dikenalkan mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang
sepatut mereka sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka,
menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang
menghasilkan bhn-bhn keperluan hidup mereka, mencipta binatang-binatang yang
memberi manfaat dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka
kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin.Tuhan Yang Esa
itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat
sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka
atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.
Nabi Saleh memperingatkan mereka bahwa ia adlah seorang
drp mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka
adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku
dengan mereka.Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali
tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian,
kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka bahwa
ianya adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan
kepada mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk
kebaikan mereka semasa hidup mereka dan sesudah mereka mati di akhirat kelak.
Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan sungguh-sungguh apa
yang ia serukan dan anjurkan dan agar mereka segera meninggalkan persembahan
kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa
seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang
selama ini telah mereka lakukan.Allah maha dekat kepada mereka mendengarkan doa
mereka dan memberi ampun kepada yang salah bila dimintanya.
Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan
dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan
datang dari saudara atau anak mereka sendiri.Maka serentak ditolaklah ajakan
Nabi Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:"Wahai Saleh! Kami
mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan
pendapat serta semua pertimbangan mu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat
tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari
engkau sebetulnya untuk memimpinkami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami
hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi
ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan.Akan
tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir
hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat
dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Enkau
menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami,
persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian
hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk
selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu dan
kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap
kosongmu bahkan meragukan kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang
kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti jejakmu."
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan
menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah
mengurniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan
kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksa dan azab dari Allah karena
menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dpt terjadi
di atas mereka jika mereka tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar
nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota
dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah drp mereka
atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya
dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi
pimpinan dan tuntutan kepada mereka.
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya
terdiri dari orang-orang yang kedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh
dan beriman kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mereka
yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan
menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan
berkata kepadanya:" Wahai Saleh! Kami kira bahwa engkau telah kerasukan
syaitan dan terkena sihir.Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit
gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau dengan
tidak sedar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yang tidak masuk akal dan
mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah
diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu drp kami
semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara
kami yang lebih patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul drp engkau.
Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar
kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu.Jika engkau
merasa bahwa engkau sihat badan dan sihat fikiran dan mengaku bahwa engkau
tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu itu maka
hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca persembahan kami
dan nenek moyangmu sendiri.Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan
jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu.
Nabi Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang
mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun drpmu sebagai
imbalan atas usahaku memberi tuntunandan penerangan kepada kamu. Aku tidak
mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang
aku lakukan semata-mata atas perintah Allah dan daripada-Nya kelak aku harapkan
balasan dan ganjaran untuk itu. Dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan
menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh
bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku.Jgnlah sesekali kamu harapkan
bahawa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku
kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan persembahan nenek moyang kami
yang bathil itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika
aku berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan
aku dengan seruanmu itu."
Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah
Nabi Saleh dan dilihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutinya
dan berpihak kepadanya para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak
membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendpt perhatian terutama dari
kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Saleh dan
untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam
bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.
Allah Memberi Mukjizat Kepada Nabi Saleh
As
Nabi Saleh sedar bahawa tentangan kaumnya yang menuntut
bukti drpnya berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan
pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para
pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi Saleh
membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dengan mereka bila ia berhasil
mendatangkan mukjizat yang mereka minta bahwa mereka akan meninggalkan agama
dan persembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh dan beriman kepadanya.
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka
kaum Tsamud berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu
mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan
perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon
dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya
dari perut sebuah batu karang besar yang terdpt di sisi sebuah bukit yang
mereka tunjuk.
Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa
lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari
perutnya seekor unta betina.
Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari
perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka:" Inilah dia unta
Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia mencari makanannya sendiri di
atas bumi Allah ia mempunyai giliran untuk mendptkan air minum dan kamu
mempunyai giliran untuk mendptkan minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan
ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu
binatang ini."
Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan
rumput sesuka hatinya tanpa mendpt gangguan. Dan ketika giliran minumnya tiba
pergilah unta itu ke sebuah perigi yyang diberi nama perigi unta dan minumlah
sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi Saleh itu datang minum
tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa
tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan
bahwa adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan
laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendtgkan mukjizat yang mereka
tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan
kehormatan dan menghilangkan pegaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah
menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilang banyak keraguan dari
kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa
jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh yang merajalela di
ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh binatang-binatang
peliharaannya.
Unta Nabi Saleh Dibunuh
Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum
Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh. Dan selagi orang
masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh bila
untanya diganggu di samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk
melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba-tiba seorang
janda bangsawan yang kaya raya menawarkan akan menyerah dirinya kepada siapa
yang dpt membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang
mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah
seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.
Dua macam hadiah yyang menggiurkan dari kedua wanita
itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama
Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan
pembunuhan bagi meraih hadiah yang dijanjikan di samping sanjungan dan pujian
yang akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh telah
mati dibunuh.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki lagi bersembunyilah
kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya di lalui oleh unta dalam
perjalanannya ke perigi tempat ianya minum. Dan begitu unta-unta yang tidak
berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh
Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.
Dengan perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh
unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendpt
sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka
kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang gemilang.
Berkata mereka kepada Nabi Saleh:" Wahai Saleh!
Untamu telah amti dibunuh, cubalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu
akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk
orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."
Nabi Saleh menjawab:" Aku telah peringatkan kamu,
bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu.
Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab
yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu.Kamu telah
menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya.Janji Allah
tidak akan meleset .Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga
hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat.
Demikianlah kehendak Allah dan taqdir-Nya yang tidak dpt ditunda atau
dihalang."
Ada kemungkinan menurut sementara ahli tafsir bahwa
Allah melalui rasul-Nya Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi
kesempatan, kalau-kalau mereka sedar akan dosanya dan bertaubat minta ampun
serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.
Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu
bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk
mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.
Turunnya Azab Allah Yang Dijanjikan
Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang
akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, iaitu pada hari
pertama bila mereka terbangun dari tidurnya akan menemui wajah mereka menjadi
kuning dan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan
pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.
Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi
Saleh kepada kaumnya kelompok sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta
merancang pembunuhan atas diri Nabu Saleh mendahului tibanya azab yang
diancamkan itu.Mereka mengadakan pertemuan rahsia dan bersumpah bersama akan
melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur
nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika
diketahui identiti mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahsiakan
sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan orang
itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh bagi
melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap-gulita dan sunyi-senyap
berjatuhanlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak diketahui dari
arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan mereka di atas tanah dalam
keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindingi rasul-Nya dari
perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah
ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin
pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan
penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat
beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.
Dikutip dari Sejarah Hidup Nabi-Nabi karangan H. Salim
Bahreisy. PT Bina Ilmu, Surabaya. 2011