Kisah Nabi Luth; Berjuang di Tengah-Tengah Kaum Sadum
11/16/2015
Nabi Luth adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim.
Ayahnya yang bernama Hasan bin Tareh adalah saudara sekandung dari Nabi
Ibrahim. Ia beriman kepada bapa saudaranya Nabi Ibrahim mendampinginya dalam
semua perjalanan dan sewaktu mereka berada di Mesir berusaha bersama dalam
bidang perternakan yang berhasil dengan baik binatang ternaknya berkembang biak
sehingga dalam waktu yang singkat jumlah yang sudah berlipat ganda itu tidak
dapat ditampung dalam tempat yang disediakan. Akhirnya perkongsian
Ibrahim-Luth dipecah dan binatang ternakan serta harta milik perusahaan mereka
di bahagi dan berpisahlah Luth dengan Ibrahim pindah ke Yordania dan bermukim
di sebuah tempat bernama Sadum.
Nabi Luth Diutuskan Oleh Allah Kepada
Rakyat Sadum
Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat
moralnya,rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan
yang beradab. Kemaksiatan dan kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup mereka. Pencurian dan perampasan harta milik menrupakan kejadian hari-hari di mana
yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan
perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas
hidup mereka adalah perbuatan homoseks {liwat} di kalangan lelakinya dan
lesbian di kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu
bermaharajalela di dalam masyarakat sehinggakan ianya merupakan suatu
kebudayaan bagi kaum Sadum.
Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan
selamat dari diganggu oelh mereka. Jika ia membawa barang-barang yang berharga
maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkannya
maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika pendatang itu seorang lelaki
yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan di antara
mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si
pendatang itu seorang perempuan muda maka ia menjadi mangsa bagi pihak
wanitanya pula.
Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan
moralnya dan sedemikian paras penyakit sosialnya diutuslah nabi Luth sebagai pesuruh
dan Rasul-Nya untuk mengangkat mereka dari lembah kenistaan ,kejahilan dan
kesesatan serta membawa mereka alam yang bersih ,bermoral dan berakhlak mulia.
Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah meninggalkan
kebiasaan mungkar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang
diilhamkan oleh iblis dan syaitan. Ia memberi penerang kepada mereka bahwa
Allah telah mencipta mereka dan alam sekitar mereka tidak meredhai amal perbuatan mereka yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak sesuai dengan
nilai-nilai kemanusiaan dan bahwa Allah akan memberi ganjaran setimpal dengan
amal kebajikan mereka. Yang berbuat baik dan beramal soleh akan diganjar dengan
syurga di akhirat sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan di balaskannya
dengan memasukkannya ke dalam neraka Jahanam.
Nabi Luth berseru kepada mereka agar meninggalkan adat
kebiasaan iaitu melakukan perbuatan homoseks dan lesbian karena perbuatan itu
bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang
terkandung didalam penciptaan manusia menjadi dua jenis iaitu lelaki dan
wanita. Juga kepada mereka di beri nasihat dan dianjurkan supaya menghormati
hak dan milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan,
perompakan serta pencurian yang selalu mereka lakukan di antara sesama mereka dan
terutama kepada pengunjung yang datang ke Sadum. Diterangkan bahwa perbuatan-perbuatan itu akan merugikan mereka sendiri, karena akan menimbulkan
kekacauan dan ketidak amanan di dalam negeri sehingga masing-masing dari mereka
tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya.
Demikianlah Nabi Luth melaksanakan dakwahnya sesuai
dengan tugas risalahnya.Ia tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan
dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau secara berseorangan
mengajak agak mereka beriman dan percaya kepada Allah menyembah-Nya melakukan amal
soleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan
moral dan kerusakan akhlak sudah berakar sgt di dalam pergaulan hidup mereka
dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan syaitan sudah begitu kuat menguasai
tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajakkan Nabi Luth yyang dilaksanakan
dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tanah yang subur di dalam hati
dan fikiran mereka dan berlalu laksana suasana teriakan di tengah-tengah padang
pasir .Telinga-telinga mereka sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran Nabi Luth
sedang hati dan fikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran -ajaran
syaitan dan iblis.
Akhirnya kaum Luth merasa dan kesal hati mendengar
dakwah dan nasihat-nasihat Nabi Luth yang tidak putus-putus itu dan minta agar
ia menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusir dirinya dari sadum
bersama semua keluarganya. dari pihak Nabi Luth pun sudah tidak ada harapan
lagi masyarakat Sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan keruntuhan
moral mereka dan bahawa meneruskan dakwah kepada mereka yang sudah buta-tuli
hati dan fikiran serta mensia-siakan masa. Ubat satu-satunya, menurut fikiran
Nabi Luth untuk mencegah penyakit akhlak itu yang sudah parah itu menular
kepada tetangga-tetangga dekatnya, ialah dengan membasmikan mereka dari atas
bumi sebagai pembalasan ke atas terhadap kekerasan kepala mereka juga untuk
menjadi ibrah dan pengajaran umat-umat disekelilingnya. beliau memohon kepada
Allah agar kepada kaumnya masyarakat Sadum diberi pengajaran berupa azab di
dunia sebelum azab yang menanti mereka di akhirat kelak.
Para Malaikat Tamunya Nabi Ibrahim Bertamu
Kepada Nabi Luth.
Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan
dikabulkan oleh Allah s.w.t. Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat
menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang bertamu kepada Nabi
Ibrahim dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan
memberitahu kepada mereka bahwa dia adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan
azab kepada kaum Luth penduduk kota Sadum. Dalam kesempatan pertemuan mana Nabi
Ibrahim telah mohon agar penurunan azab keatas kaum Sadum ditunda ,kalau-kalau
mereka kembali sedar mendebgarkan dan mengikuti ajakan Luth serta bertaubat
dari segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga dalam pertemuan itu Nabi
Ibrahim mohon agar anaksaudaranya, Luth diselamatkan dari azab yang akan
diturunkan keatas kaum Saum permintaan mana oleh para malaikat itu diterima dan
dijamin bahwa Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab.
Para malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar
sebagai lelaki remaja yang berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus.
Dalam perjalanan mereka hendak memasuki kota, mereka berselisih dengan seorang gadis
yang cantik dan ayu sedang mengambil dari sebuah perigi. Para malaikat atau
lelaki remaja itu bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka diterima ke rumah
sebagai tetamu. Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia beruding
terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka ditngglkanlah para lelaki remaja itu
oleh si gadis seraya ia pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya.
Si ayah yaitu Nabi Luth sendiri mendengar lapuran
puterinya menjadi binggung jawaban apa yang harus ia berikan kepada para
pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu, namun menerima
tamu-tamu remaja yang berparas tampan dan kacak akan mengundang risiko gangguan
kepadanya dan kepada tamu-tamunya dari kaumnya yang tergila-gila oleh
remaja-remaja yang mempunyai tubuh bagus dan wajah elok. Sedang kalau hal yang
demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggungjawab terhadap
keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi
kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.
Timbang punya timbang dan fikir punya fikir akhirnya
diputuskan oleh Nabi Luth bahwa ia akan menerima mereka sebagai tamu di rumahnya
apa pun yang akan terjadi sebagai akibat keputusannya ia pasrahkan kepada Allah
yang akan melindunginya. Lalu pergilah ia sendiri menjemput tamu-tamu yang
sedang menanti di pinggir kota dan diajaklah mereka bersama-sama ke rumah pada
saat kota Sadum sudah diliputi kegelapan dan manusianya sudah nyenyak tidur di
rumah masing-masing.
Nabi Luth berusaha dan berpesan kepada isterinya dan
kedua puterinya agar merahasiakan kedatangan tamu-tamu, jangan sampai terdengar
dan diketahui oleh kaumnya. Akan tetapi isteri Nabi Luth yang memang sehaluan
dan sependirian dengan penduduk Sadum telah membocorkan berita kedatangan para
tamu dan terdengarlah oleh pemuka-pemuka mereka bahwa Luth ada tetamu terdiri
daripada remaja-remaja yang tampan parasnya dan memiliki tubuh yang sangat
menarik bagi para penggemar homoseks.
Terjadilah apa yang dikhawatirkan oleh Nabi Luth. Begitu
tersiar dari mulut ke mulut berita kedatangan tamu-tamu remaja di rumah Luth,
berdatanglah mereka ke rumahnya untuk melihat para tamunya dan memuaskan
nafsunya. Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka kembali
ke rumah masing-masing dan jgn menggunggu tamu-tamu yang datangnya dari jauh
yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan. Mereka diberi nasihat agar meninggalkan
adat kebiasaan yang keji itu yang bertentangan dengan fitrah manusia dan kudrat
alam di mana Tuhan telah menciptkan manusia berpasangan antara lelaki dengan
perempuan untuk menjaga kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai makhluk
yang termulia di atas bumi. nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada
isteri-isteri mereka dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak
senonoh, sebelum mereka dilanda azab dan seksaan Allah.
Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth dihiraukan dan
dipedulikan, mereka bahkan mendesak akan menolak pintu rumahnya dengan paksa dan
kekerasan kalau pintu tidak di buka dengan sukarela. Merasa bahwa dirinya sudah
tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang penyerbu dari kaumnya itu yang
akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus
terang kepada para tamunya:" Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan
orang-orang itu menyerbu ke dalam .Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan
fizikal yang dapat menolak kekerasan mereka , tidak pula mempunyai keluarga
atau sanak saudara yang disegani mrk yang dapat aku mintai pertolongannya, maka
aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan
gangguan terhadap tamu-tamuku dirumahku sendiri.
Begitu Nabi Luth selesai mengucapkan keluh-kesahnya
para tamu segera mengenalkan diri kepadanya dan memberi identitinya, bahawa
mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang bertamu
kepadanya dan bahwa mereka datang ke Sadum untuk melaksanakan tugas menurunkan
azab dan seksa atas rakyatnya yang membangkang dan enggan membersihkan
masyarakatnya dari segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.
Kepad Nabi Luth para malaikat itu menyarankan agar
pintu rumahnya dibuka lebar-lebar untuk memberi kesempatan bagi orang -orang
yang haus homoseks itu masuk. Namun malangnya apabila pintu dibuka dan para
penyerbu menindakkan kaki untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan
tidak dapat melihat sesuatu. Mereka mengusap-usap mata, tetapi ternyata sudah
menjadi buta.
Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam
keadaan kacau bilau berbentur antara satu dengan lain berteriak-teriak
menanya-nanya gerangan apa yang menjadikan mereka buta dengan mendadak para
berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan itu bersam
keluarganya, karena masanya telah tiba bagi azab Allah yang akan ditimpakan.
Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar perjalanan ke luar
kota jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.
Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam,
bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan
cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan mahupun kekiri sesuai dengan
petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.Akan tetapi si isteri yang menjadi
musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya. Ia
berada dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat
langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke belakang karena ingin
mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan menragukan kebenaran
ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri. Dan begitu langkah Nabi
Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar
menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum,
tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafiq itu. Getaran itu mendahului
suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu
sijjil yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sadum berserta semua
pemghuninya .Demikianlah mukjizat dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi
pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.
Kisah Nabi Luth Di Dalam Al-Quran
Kisah Nabi Luth dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat
dalam 12 surah diantaranya surah Al-Anbiya’: 74-75, surah
"Asy-Syu'ara": 160-175 , surah Hud: 77-83 , surah Al-Qamar: 33-39 dan
surah At-Tahrim: 10.
Dikutip dan disarikan dari Sejarah Hidup Nabi-Nabi
karangan H. Salim Bahreisy. PT Bina Ilmu, Surabaya. 2011