Kenalilah Putera-Puteri Rasulullah saw.
11/07/2015
Sebagai seorang muslim sudah
selayaknya meneladani Rasulullah saw.. Namun demikian, ketika diri kita ditanya
tentang diri Rasulullah, maka kita akan malu betapa lemahnya pengetahuan kita
terhadap diri beliau. Terlebih jika kita ditanya siapa saja putra putri beliau.
Disadari atau tidak, memang pembicaraan tentang putra-putri Rasulullah adalah
sangat jarang dibahas. Maka tak heran kita kadang bingung ketika ditanya,
berapa jumlah putera dan puteri Rasulullah saw.
Perlu diketahui bahwa
Rasulullah saw. diangugerahi oleh Allah tujuh anak. Enam dari tujuh anak beliau
terlahir dari ummul mukminin Khadijah binti Khuwailid ra, sehingga
Rasulullah memuji istrinya tersebut dengan sabdanya,
قَدْ آمَنَتْ بِي إِذْ
كَفَرَ بِي النَّاسُ وَصَدَّقَتْنِي إِذْ كَذَّبَنِي النَّاسُ وَوَاسَتْنِي
بِمَالِهَا إِذْ حَرَمَنِي النَّاسُ وَرَزَقَنِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَدَهَا
إِذْ حَرَمَنِي أَوْلَادَ النِّسَاءِ
“Ia
telah beriman kepadaku tatkala orang-orang kafir kepadaku, ia telah membenarkan
aku tatkala orang-orang mendustakan aku, ia telah membantuku dengan hartanya
tatkala orang-orang menahan hartanya tidak membantuku, dan Allah telah
menganugerahkan darinya anak-anak tatkala Allah tidak menganugerahkan kepadaku
anak-anak dari wanita-wanita yang lain.” (HR Ahmad)
Adapun anak
yang lainnya berasal dari istri beliau, Maria al-Qibtiyah ra..
Imam
an-Nawawi ra. berkata, “Rasulullah memiliki tiga orang
putra; yang pertama Qasim, namanya menjadi kunyah Rasulullah (Abul Qashim).
Qashim dilahirkan sebelum kenabian dan wafat saat berusia 2 tahun. Yang kedua
Abdullah, disebut juga ath-Thayyib atau ath-Tahir karena lahir setelah
kenabian. Putra yang ketiga adalah Ibrahim, dilahirkan di Madinah tahun 8 H dan
wafat saat berusia 17 atau 18 bulan. Adapun putrinya berjumlah 4 orang; Zainab
yang menikah dengan Abu al-Ash bin al-Rabi’, keponakan Rasulullah dari jalur
Khadijah, kemudian Fatimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib, lalu Ruqayyah dan
Ummu Qultsum menikah dengan Utsman bin Affan.”
Adapun rinciannya
adalah adalah sebagai berikut:
1.
Qashim bin Rasulullah.
Rasulullah berkunyah dengan namanya, beliau disebut Abu
al-Qashim (bapaknya Qashim). Qashim lahir sebelum masa kenabian dan wafat saat
usia dua tahun.
2.
Abdullah bin Rasulullah.
Abdullah dinamai juga dengan ath-Thayyib atau ath-Thahir. Ia
dilahirkan pada masa kenabian.
3.
Ibrahim bin Rasulullah.
Ibrahim dilahirkan pada tahun 8 H di Kota Madinah. Dia adalah
anak terakhir dari Rasulullah saw, dilahirkan dari rahim Maria
al-Qibthiyah ra. Maria adalah seorang budak yang diberikan
Muqauqis, penguasa Mesir, kepada Rasulullah. Lalu Maria mengucapkan syahadat
dan dinikahi oleh Nabi saw.
Sama seperti putra-putra yang lain, usia Ibrahim tidak panjang. Ia
wafat pada tahun 10 H saat berusia 17 atau 18 bulan. Rasulullah sangat bersedih
dengan kepergian putra kecilnya yang menjadi penyejuk hatinya ini. Ketika
Ibrahim wafat, Rasulullah bersabda,
“إن العين تدمع، والقلب
يحزن، ولا نقول إلا ما يُرْضِى ربنا، وإنا بفراقك يا إبراهيم لمحزونون” رواه
البخاري
“Sesungguhnya mata ini
menitikkan air mata dan hati ini bersedih, namun kami tidak mengatakan sesuatu
yang tidak diridhai Rab kami. Sesungguhnya kami bersedih dengan kepergianmu
wahai Ibrahim.” (HR. Bukhari).
4.
Zainab binti Rasulullah.
Zainab ra menikah dengan anak bibinya, Halah
binti Khuwailid, yang bernama Abu al-Ash bin al-Rabi’. Pernikahan ini berlangsung
sebelum sang ayah diangkat menjadi rasul. Zainab dan ketiga saudarinya masuk
Islam sebagaimana ibunya Khadijah menerima Islam. Akan tetapi sang suami, Abu
al-Ash, tetap dalam agama jahiliyah. Hal ini menyebabkan Zainab tidak ikut
hijrah ke Madinah bersama ayah dan saudari-saudarinya, karena ikatannya dengan
sang suami.
Beberapa lama kemudian, barulah Zainab hijrah dari Mekah ke
Madinah menyelamatkan agamanya dan berjumpa dengan sang ayah tercinta, lalu
menyusullah suaminya, Abu al-Ash. Abu al-Ash pun mengucapkan dua kalimat
syahadat dan memeluk agama mertua dan istrinya. Keluarga kecil yang bahagia ini
pun bersatu kembali dalam Islam dan iman. Tidak lama kebahagiaan tersebut
berlangsung, pada tahun 8 H, Zainab wafat meninggalkan Abu al-Ash dan putri mereka
Umamah.
Setelah itu, terkadang Umamah diasuh oleh kakeknya, Rasulullah saw.
Sebagaimana dalam hadis disebutkan beliau menggendong cucunya, Umamah, ketika
shalat, apabila beliau sujud, beliau meletakkan Umamah dari gendongannya.
5.
Ruqayyah binti
Rasulullah.
Ruqayyah ra dinikahkan oleh Rasulullah dengan
sahabat yang mulia Utsman bin Affan ra. Keduanya turut serta berhijrah
ke Habasyah ketika musyrikin Mekah sudah sangat keterlaluan dalam menyiksa dan
menyakiti orang-orang yang beriman. Di Habasyah, pasangan yang mulia ini
dianugerahi seorang putra yang dinamai Abdullah.
Ruqayyah dan Utsman juga turut serta dalam hijrah yang kedua
dari Mekah menuju Madinah. Ketika tinggal di Madinah mereka dihadapkan dengan
ujian wafatnya putra tunggal mereka yang sudah berusia 6 tahun.
Tidak lama kemudian, Ruqayyah juga menderita sakit demam yang
tinggi. Utsman bin Affan setia merawat istrinya dan senantiasa mengawasi
keadaannya. Saat itu bersamaan dengan terjadinya Perang Badar, atas permintaan
Rasulullah untuk mejaga putrinya, Utsman pun tidak bisa turut serta dalam
perang ini. Wafatlah ruqayyah bersamaan dengan kedatangan Zaid bin
Haritsah yang mengabarkan kemenangan umat Islam di Badar.
6. Ummu Kultsum
binti Rasulullah.
Setelah Ruqayyah wafat, Rasulullah menikahkan Utsman dengan
putrinya yang lain, Ummu Kultsum ra. Oleh karena itulah Utsman dijuluki dzu
nurain (pemilik dua cahaya) karena menikahi dua putri Rasulullah,
sebuah keistimewaan yang tidak dimiliki sahabat lainnya.
Utsman dan Ummu Kultsum bersama-sama membangun rumah tangga
hingga wafatnya Ummu Kultsum pada bulan Sya’ban tahun 9 H. Keduanya tidak
dianugerahi putra ataupun putri. Ummu Kultsum dimakamkan bersebelahan dengan
saudarinya Ruqayyah ra.
7.
Fatimah binti
Rasulullah.
Fatimah ra adalah putri bungsu Rasulullah saw.
Ia dilahirkan lima tahun sebelum kenabian. Pada tahun kedua hijriyah,
Rasulullah menikahkannya dengan Ali bin Abi Thalib ra. Pasangan ini
dikaruniai putra pertama pada tahun ketiga hijriyah, dan anak tersebut dinamai
Hasan. Kemudian anak kedua lahir pada bulan Rajab satu tahun berikutnya, dan
dinamai Husein. Anak ketiga mereka, Zainab, dilahirkan pada tahun keempat
hijriyah dan dua tahun berselang lahirlah putri mereka Ummu Kultsum.
Fatimah adalah anak yang paling mirip dengan Rasulullah saw dari
gaya bicara dan gaya berjalannya. Apabila Fatimah datang ke rumah sang ayah,
ayahnya selalu menyambutnya dengan menciumnya dan duduk bersamanya. Kecintaan
Rasulullah terhadap Fatimah tergambar dalam sabdanya,
فاطمة بضعة منى -جزء
مِني- فمن أغضبها أغضبني” رواه البخاري
“Fatimah
adalah bagian dariku. Barangsiapa membuatnya marah, maka dia juga telah
membuatku marah.” (HR. Bukhari)
Beliau
juga bersabda,
أفضل نساء أهل الجنة
خديجة بنت خويلد، وفاطمة بنت محمد، ومريم بنت عمران، وآسية بنت مُزاحمٍ امرأة
فرعون
“Sebaik-baik
wanita penduduk surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad,
Maryam binti Imran, Asiah bin Muzahim, istri Firaun.” (HR.
Ahmad).
Fatimah inilah
satu-satunya anak Rasulullah saw. yang hidup saat beliau wafat. Kemudian, ia
pula yang menyusul beliau dari keluarga Rasulullah saw. dengan hanya berselang
enam bulan. Ia wafat pada 2 Ramadan tahun 11 H, dan dimakamkan di Baqi’.
Kalau
kita perhatikan perjalanan hidup Rasulullah bersama anak-anaknya, niscaya kita
dapati pelajaran dan hikmah yang banyak. Allah swt mengaruniakan
beliau putra dan putri yang merupakan tanda kesempurnaan beliau sebagai
manusia. Namun Allah juga mencoba beliau dengan mengambil satu per satu anaknya
sebagaimana dahulu mengambil satu per satu orang tuanya tatkala beliau
membutuhkan mereka; ayah, ibu, kakek, dan pamannya. Hanya anaknya Fatimah yang
wafat setelah Nabi Muhammad saw.
Hikmah
dari wafatnya putra dan putri Nabi saw juga sebagai teladan
bagi orang-orang yang kehilangan salah satu putra atau putri mereka. saat kehilangan
anaknya, Nabi saw bersabar dan tidak mengucapkan perkataan
yang tidak diridai Allah. Ketika seseorang kehilangan salah satu anaknya, maka
Rasulullah telah kehilangan hampir semua anaknya. Semoga
selawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. (Pustaka Madrasah, islamweb.net, kisahmuslim.com)