Dakwah Rasulullah saw. pada Periode Mekah
9/22/2015
A.
Kondisi
Masyarakat Mekah sebelum Kenabian
Menurut Ahli sejarah
kondisi bangsa Arab di zaman Jahiliyah waktu itu dalam segi keagamaan, mereka
menyembah berhala, serta menyembelih hewan-hewan kurban di hadapan
patung-patung itu untuk memuliakannya. Mereka pada umumnya tenggelam dalam
kemusyrikan dan dalam kehidupan yang berpecah belah serta saling berperang.
Setiap sengketa yang timbul dikalangan mereka, mereka serahkan penyelesaiannya
kepada para pemimpin mereka.
B.
Strategi
Dakwah Rasulullah sa. Pada Periode Mekah
Perlu diingat, bahwa Rasulullah saw.
hidup pada dua periode. Pertama periode Mekah dan kedua periode Madinah.
Adapun dalam mensyiarkan agama
Islam pada periode Mekah ini, beliau melakukan dua strategi dakwah: Adapun strategi dakwah Rasul saw. jika dilihat secara keseluruhan adalah tahap pembinaan dan pengkaderan (Tatsqiif wa takwin), tahap penyebaran dakwah dan perjuangan (tafa’ul wal kiffah) dam tahap penerapan Hukum Islam (Istihakmil hukmi)
1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Rasulullah saw. mulai
berdakwah secara sembunyi-sembunyi sejak beliau diangkat menjadi Rasul. Orang yang
pertama kali diajak beliau adalah dari sanak keluarga, kemudian teman-teman
dekat beliau. Yang mula-mula beriman kepada Allah SWT adalah : Istri beliau
yaitu Siti Khadijah, Putra paman beliau yaitu Ali bin Abi Tholib, Budak dan
sekaligus putra angkat beliau yaitu Zaid Bin Haritsah Kemudian dari sahabat
beliau adalah Abu Bakar As-Shidiq yang kemudian disusul oleh sahabat-sahabat
yang lain yaitu : Utsman bin ‘Affan, Zubair bin ‘Awwam, Sa’ad bin Abi Waqosh,
Abdurrohman bin ‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Abi ‘Ubaidillah bin Jarrah,
Fatimah binti Khaththab, Sa’id bin Zahid Al ‘Adawi.
Karena mereka dalam mengimani tentang Allah SWT adalah yang pertama kali, maka mereka disebut dengan Assabiqunal Awwaluun. Mereka mendapat pelajaran tentang Agama Islam adalah dari Rasulullah SAW sendiri yang dilakukan di rumah sahabat Arqam bin Abil Arqam.
2. Dakwah secara terang-terangan
Allah swt. berfirman
فَاصْدَعْ
بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ
“Maka sampaikan
lah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Q.S. al-Hijr: 94)
Melalui ayat ini, Allah
swt. memerintahkan kepada Nabi untuk mensyiarkan Islam secara terang-terangan. Maka
mulailah beliau mengajak secara terang-terangan kepada penduduk Makkah agar
menyembah Allah SWT.
Ketika pertama kali ada
perintah untuk berdakwah secara terang-terangan, Rasulullah saw. serta merta
mengumpulkan orang-orang Mekah di atas bukit. Disitulah, Rasulullah saw.
mengajak masyarakat kepada keesaan Allah.
Dengan cara dakwah ini
mulailah Nabi dan agama Islam yang beliau sampaikan menjadi perhatian dan bahan
pembicaraan masyarakat kota Makkah. Pada awalnya mereka menganggap dakwah
beliau ini dianggap sebuah gerakan yang tidak mempunyai dasar dan tujuan yang
benar sehingga mereka bersikap acuh kepada beliau dan ajarannya. Namun seiring
dengan perjalanan waktu dakwah beliau tidak semakin surut, bahkan pengikut
beliau semakin bertambah banyak.
C.
Substansi
Dakwah Rasulullah saw pada Periode Mekah
1.
Mengajak kepada keesaan Allah semata. Dakwah yang dilakukan
beliau pada intinya adalah menegakkan kalimah tauhid yaitu laa ilaaha illa Allah
( tiada Tuhan selain Allah ) dengan segala konsekuensinya. Penegakan kalimah
tauhid tersebut bukanlah perkara yang sangat mudah, sebab hal itu harus diikuti
dengan sikap dan perbuatan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Mengajak kepada perbuatan baik. Pada proses dakwah yang dilakukan
oleh Nabi SAW juga mengandung makna mengeluarkan dari zaman kebodohan ke alam
yang terang benderang yaitu, meninggalkan perbuatan-perbuatan yang bertentangan
dengan ajaran Nabi Saw.
3.
Mengajak persamaan derajat. Allah swt. berfirman
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن
ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. al-Hujurat: 13)
D.
Reaksi
Masyarakat Mekah terhadap Dakwah Rasulullah saw.
Ada dua tipe orang sebagai
reaksi masyarakat Mekah terhadap dakwah Rasulullah saw.. Dua tipe orang itu
adalah orang yang menerima dan orang yang menentang dakwah beliau. Adapun golongan
orang munafik pada periode Mekah sangatlah minim sekali, kalau tidak dikatakan
tidak ada.
1. Alasan orang-orang yang menerima ajaran Nabi
SAW (orang Islam)
a.
Mereka meyakini bahwa apa yang disampaikan Nabi SAW adalah
berdasarkan Wahyu
b.
Keteladanan Nabi Muhammad SAW yang dilakukan dalam
kesehariannya.
c.
Ajaran yang dibawa beliau bersifat rasional
d.
Dalam melakukan syiarnya beliau tidak melakukan kekerasan
2. Alas an orang yang menolak atau menentang
ajaran Nabi SAW (orang Kafir)
a.
Mereka khawatir tuhan mereka akan tidak disembah oleh
masyarakat Makkah
b.
Ajaran yang disampaikan Rasulullah bertentangan dengan
ajaran yang mereka lakukan selama itu.
c.
Mereka takut akan kehilangan kekuasaan
Ada banyak cara yang dilakukan oleh kafir Quraisy (golongan yang menentang dakwah Rasulullah), diantaranya adalah:
1.
Menyuruh pamannya Abu Tholib untuk
menghentikan dakwahnya.
2.
Budak-budak yang masuk Islam dibunuh dan
disiksa.
3.
Pengikut Nabi diancam dan diteror.
4.
Menawarkan harta benda, jabatan dan wanita
kepada Nabi Muhammad.
5.
Memboikot Nabi Muhammad, Bani Hasyim dan
Bani Muthollib.
Akan tetapi semua yang
dilakukan kaum Quraisy itu sia-sia, karena Nabi Muhammad tetap pada
pendiriannya yaitu menyebarkan ajaran Allah swt..